Wahyuningsih menambahkan memiliki keahlian sebagai code switcher, memahami cara memilih istilah atau kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada lawan bicaranya dalam konteks apa saja sangat penting sehingga tidak terkesan menguji dan menjatuhkan lawan bicaranya.
“Pemimpin di masa yang akan datang tidak hanya mengedepankan impression building. Membangun kesan yang baik di depan audience, terutama generasi Z yang sangat mendewakan istilah-istilah asing, sehingga dianggap ia pintar,” ujarnya.
“Seseorang akan dinilai pintar jika ia bisa menyampaikan sesuatu yang sulit menjadi mudah dimengerti oleh seluruh kalangan audience. Jika sebaliknya, maka kesan yang muncul hanyalah arogansi dan sok keminter,” imbuhnya menandaskan.