Terompet Tahun Baru Jadi Primadona di Bali, Pedagang Banjir Pesanan

Erick Tanjung Suara.Com
Senin, 25 Desember 2023 | 15:52 WIB
Terompet Tahun Baru Jadi Primadona di Bali, Pedagang Banjir Pesanan
Produsen terompet rumahan saat membuat terompet untuk tahun baru dijual ke pengepul di Denpasar, Senin (25/12/2023). [Antara/Ni Putu Putri Muliantari]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pedagang terompet di pulau Dewata, Bali mulai menggali peluang bisnis dengan memasok terompet untuk perayaan Tahun Baru 2024 ke hotel-hotel.

Pedagang buah yang setiap akhir tahun beralih menjual terompet dan aksesoris tahun baru di Bali bernama Ahmad Khusairi (40) mengatakan sudah mengambil peluang tersebut, dan hotel-hotel berbintang sudah mulai membeli ratusan terompet tahun baru darinya.

“Saya masukin ke hotel dan restoran, sebelumnya juga sudah sempat laku sekitar 500-1.000 buah untuk tiga hotel, karena kadang ada yang ambil 100-300, kalau sekarang yang sudah pesan hotel di daerah Seminyak Kuta,” kata Ahmad Khusairi di Denpasar, Senin (25/12/2023).

Untuk perayaan Tahun Baru 2024, setidaknya saat ini sudah ada dua hotel di kawasan Seminyak yang memesan terompet dagangannya. Jika berkaca dari Tahun Baru 2023  saat menerima orderan terompet dari hotel, pihak hotel baru akan menghubungi 3 hari sebelum perayaan.

Kepada media, ia menyebutkan harga yang diberikan ke hotel-hotel untuk satu buah terompet mulai dari Rp5 ribu hingga Rp10 ribu tergantung penawaran hotel, dan saat ini ia sudah mulai mengumpulkan ketersediaan untuk antisipasi lonjakan pembeli.

Menurutnya, minat pembelian terompet untuk tahun baru tidak menurun, justru meningkat pasca-pandemi Covid-19, termasuk tren hotel yang membeli ke pengepul.

Selain ke hotel dan restoran, Ahmad juga keliling menjual terompet eceran ke masyarakat umum menggunakan sepeda motor, di mana untuk satuan ia menjual seharga Rp10 ribu.

“Rata-rata eceran sehari habis 200 buah, minimal malam tahun baru habis 500 buah, dan saya tidak mengambil dari satu produsen saja,” ujarnya.

Satu buah terompet yang ia beli dari produsen seharga Rp3 ribu, sehingga dalam sehari pria asal Lombok tersebut bisa meraup keuntungan mencapai Rp1,4 juta sampai Rp3,5 juta.

Baca Juga: Macet Pol! 4 Destinasi Wisata Ini Penuh Lautan Manusia: Dari Dieng Hingga Malioboro

Salah satu usaha rumahan yang menjadi pemasok ribuan terompet tersebut adalah milik Lilik Rustini yang berdiri belasan tahun di rumah kontrakan Jalan Setia Budi, Denpasar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI