Luhut Dislepet Jubir AMIN Gegara TKA China: Anak Bangsa Lebih Butuh Lapangan Kerja!

Senin, 25 Desember 2023 | 10:42 WIB
Luhut Dislepet Jubir AMIN Gegara TKA China: Anak Bangsa Lebih Butuh Lapangan Kerja!
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. [Instagram/luhut.pandjaitan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sempat menantang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperlihatkan data karena menyebut jumlah tenaga kerja asing (TKA) asal China di Indonesia lebih banyak dibandingkan Singapura.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut tak menampik kalau TKA China bisa bekerja secara cepat dan efisien untuk bidang-bidang tertentu.

Seolah mendukung kehadiran TKA China di Indonesia, Luhut lantas di-slepet juru bicara Tim Nasional Pemenangan Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Hasreiza.

Menurutnya, Pemerintah Indonesia seharusnya mampu bersikap lebih dominan dengan meningkatkan posisi tawar-menawar dalam perjanjian investasi dengan China.

Baca Juga: Ungkap Penemuan Harta Karun Berjuluk Emas Putih di Indonesia, Luhut: Besar Sekali!

"Jangan juga setiap investasi mereka yang masuk ke Indonesia, harus disertai dengan tenaga kerja yang mereka bawa dari negerinya. Ini mengurangi kesempatan kerja dari anak bangsa kita sendiri," kata Reiza dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (25/12/2023).

Reiza juga menyoroti peran TKA China yang kerap dibawa ke Indonesia untuk melakukan pekerjaan keras. Karena kondisi itu, ia melihat anak-anak bangsa semakin kehilangan kesempatan untuk belajar bahkan berujung pada penyempitan lapangan pekerjaan.

"Dari data kementerian tenaga kerja, per September 2023, tenaga kerja dari China mendominasi tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, yakni sebesar 57.738 atau 48 persen. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta pada Agustus 2023," jelasnya.

Adapun jumlah tersebut setara 5,3 persen dari total 147,71 juta angkatan kerja atau 3,69 persen dari total 212,59 juta penduduk usia kerja.

Melihat data itu, Reiza menilai Indonesia masih membutuhkan lapangan kerja bagi warga negaranya sendiri.

Baca Juga: Dukung Pemimpin Muda di Pilpres 2024, Luhut: kalau Gibran Bagus, Jangan Kita Bunuh Dong

Penggunaan tenaga kerja dari China yang terlalu banyak itu, dinilainya tidak sebanding dengan besar investasi mereka yang masuk ke Indonesia.

"Justru merebut lapangan kerja dari anak bangsa kita sendiri," ungkapnya.

Belum lagi, seringkali bentrok terjadi di antara tenaga kerja lokal dengan TKA China di beberapa proyek tambang.

"Selain karena perbedaan upah yang cukup signifikan antara pekerja China dengan pekerja lokal, juga disebabkan oleh perlakuan yang tidak setara antara pekerja lokal dengan pekerja dari China."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI