Antibodi ibarat rudal mikroskopis yang menempel pada permukaan virus dan menghentikannya menginfeksi sel-sel tubuh kita.
Jadi, jika Anda memiliki banyak antibodi, antibodi tersebut dapat membasmi virus dengan cepat sehingga infeksi apa pun akan berlangsung ringan dan singkat.
“Sekarang, karena antibodi lebih rendah, dosis [virus] yang lebih tinggi akan menyebar dan menyebabkan serangan penyakit yang lebih parah,” kata Prof Riley.
Tingkat antibodi relatif rendah karena sudah lama sejak sebagian besar khalayak menerima vaksinasi atau jatuh sakit akibat Covid, yang juga meningkatkan kekebalan.
Prof Peter Openshaw, dari Imperial College London, mengatakan kepada saya: "Hal yang membuat perbedaan besar sebelumnya adalah vaksinasi secara sangat luas dan cepat - bahkan orang dewasa muda pun berhasil mendapatkan vaksinasi - dan itu membuat perbedaan yang sangat besar."
Tahun ini, semakin sedikit orang yang menerima vaksin.
Prof Openshaw menegaskan dia bukanlah seseorang yang menyerukan akan terjadi "malapetaka".
Kendati demikian, menurutnya, akan ada "banyak orang menderita penyakit yang sangat parah dan akan membuat mereka tumbang selama beberapa hari atau minggu".
![Pejalan kaki memakai masker saat melintas di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (7/12/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/07/25585-covid-19-ilustrasi-orang-memakai-masker-ilustrasi-pandemi.jpg)
“Saya juga mendengar ada orang-orang terkena serangan Covid-19 yang parah, padahal mereka masih muda dan bugar. Ini adalah virus yang sangat licik, terkadang membuat orang sakit parah dan terkadang menyebabkan ‘Covid berkepanjangan',” jelasnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Melonjak Lagi, Yuk Buruan Suntik Vaksin Dosis Kelima, Gratis!
Dia berpendapat ada "kemungkinan besar" seseorang rentan sakit jika tidak tertular Covid-19 dalam setahun terakhir.