Suara.com - Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa menyelenggarakan kegiatan "Jurnalis Siaga, Tangguh Bencana untuk Jakarta Tercinta" di Padepokan Ciliwung Condet, Jakarta Timur pada Sabtu, (16/12/2023).
Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DKI Jakarta, Achmad Lukman mengatakan, Jabodetabek khususnya Jakarta mempunyai potensi bencana yang cukup besar mulai dari banjir hingga gempa. Dengan adanya pelatihan dan edukasi terhadap rekan-rekan jurnalis, pihaknya mencoba untuk mendorong pengetahuan bagi masyarakat luas terhadap edukasi bencana dan dampaknya.
"Banyak rekan-rekan media bertugas di gedung bertingkat serta bertugas di wilayah terdampak bencana, hal ini menjadi kunci peningkatan pelatihan dan edukasi dalam tajuk Jurnalis Siaga 2023," tutur Achmad Lukman.
Diikuti oleh sekitar 30 jurnalis, kegiatan ini diawali dengan susur sungai dan pembersihan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang mengalami penyempitan karena adanya alih fungsi DAS menjadi pemukiman penduduk. Susur sungai Ciliwung menempuh jarak 10 kilometer dari Jembatan TB Simatupang hingga Padepokan Ciliwung Condet.
Baca Juga: 45 RT di Jakarta Ini Kebanjiran Akibat Hujan Lebat, Ketinggian Air ada yang Mencapai 160 Cm
"Tidak hanya itu peserta pun didorong untuk membersihkan sampah di area DAS Ciliwung, yang nantinya sampah-sampah tersebut akan kita kaji bersama-sama," imbuhnya.
Adapun dari sampah yang terkumpul, 70 persennya merupakan sampah plastik, sedangkan 30 persennya merupakan sampah kain. Dengan begitu harus disadari bahwa sampah-sampah ini sulit terurai secara cepat, bahkan butuh puluhan tahun untuk bisa terurai secara sempurna.
Dalam kesempatan yang sama, GEDSI (Kesetaraan Gender Disabilitas dan Inclusi Sosial) Specialist DMC Dompet Dhuafa, Desy Edian Sari mengatakan, DMC Dompet Dhuafa sudah mengintervensi komunitas-komunitas lokal dalam mendukung terciptanya komunitas sadar lingkungan sungai.
"Dalam mengintervensi komunitas, ada beberapa program yang kami terapkan yakni Eco-Edu wisata yang terdiri dari arung sungai, pengelolaan sampah, saung pembibitan dan perkemahan, hingga membangun Kampung Peradaban Betawi yang di dalamnya terdapat pelestarian batik betawi dan emping condet hingga panahan dan kuliner Betawi," urainya.
Desy menyadari, mengintervensi peran komunitas dalam mengembalikan peradaban Sungai Ciliwung tentunya bukan hal yang mudah, membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam mengelola komunitas ini menjadi lebih bernilai.
:Seperti yang kami lakukan salah satunya pada Padepokan Ciliwung Condet, mulanya lahan ini merupakan area pembuangan sampah limbah rumah tangga dan industri, limpasan banjir hingga sarang penyakit. Namun di tahun 2022, Padepokan Ciliwung Condet telah berubah dengan mendorong eduwisata sungai dan pembibitan pohon loa hingga pelestarian budaya Betawi," paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Desy, kita tidak bisa bergerak sendirian, harus ada kolaboraksi semua elemen dalam mendorong peradaban sungai Ciliwung yang lebih baik.
Sebagai informasi, selain susur sungai Ciliwung, kegiatan ini juga dilengkapi dengan edukasi tentang mitigasi gempa bumi, pemaparan materi tentang peran komunitas dalam mengembalikan peradaban sungai hingga edukasi pemadaman api skala kecil. (Tantri Amela Iskandar)