Cerita Farid Zanzabil Al-Ayubi Empat Tahun Jadi Relawan MER-C di RSI Gaza Usai Kembali ke Indonesia

Rabu, 13 Desember 2023 | 22:14 WIB
Cerita Farid Zanzabil Al-Ayubi Empat Tahun Jadi Relawan MER-C di RSI Gaza Usai Kembali ke Indonesia
Ketua Presidium Mer-C Sarbini Abdul Murad. [Suara.com/Faqih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Farid Zanzabil Al-Ayubi, Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi Relawan Medical Emergency Rescue Committee atau MER-C di Gaza tiba di Jakarta, Rabu (13/12/2023) hari ini.

Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengungkapkan, Farid hampir selama empat tahun berada di Gaza.

Sejak Februari 2020 lalu tepatnya, dia berangkat ke Gaza untuk kuliah sekaligus merangkap sebagai relawan MER-C di Rumah Sakit Indonesia atau RSI.

"Beliau ini orang yang juga mengalami dan merasakan betapa sadisnya Israel," kata Sarbini di Kantor MER-C, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2023).

Baca Juga: Ungkap Genosida Israel di Gaza, Fikri Relawan MER-C Indonesia: Banyak Korban yang Belum Dikuburkan

Sekitar pukul 00.00 WIB tadi, Farid tiba di Bandara Soekarno Hatta usai memulai keberangkatan dari Bandara Kairo, Mesir sejak Selasa (12/12/2023) kemarin. Perjalanan dari Bandara Kairo ke Soekarno Hatta ditempuh selama 11 jam.

Farid merupakan satu dari tiga WNI yang sempat menolak dievakuasi pemerintah Indonesia saat serangan Israel di Gaza gencar terjadi.

Ketika Rumah Sakit Indonesia di Gaza berhenti beroperasi pada November 2023, dia baru kemudian mengikuti gelombang evakuasi ke Gaza selatan.

Dalam proses evakuasi dari wilayah Gaza utara ke selatan, Farid mengaku sempat diperiksa pihak Israel.

"Di utara ke selatan itu sama mereka (Israel) diperiksa, ada check point di situ dan kita juga dicek semuanya. Alhamdulillah lolos," ungkap Farid.

Baca Juga: Kondisi RS Indonesia di Gaza Terkini, Mayat Tergeletak, Ruang Operasi Porak Poranda, Bagaimana Kabar Relawan MER-C?

Menurut Farid proses evakuasi mengalami sedikit keterlambatan karena pihak Israel tidak segera memberikan izin. Sementara untuk dapat keluar dari Gaza diperlukan izin dari Mesir, Palestina dan Israel.

“Yang susahnya itu menunggu list nama yang mereka upload dari Rafah,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI