Cuma Muncul Jelang Pemilu, Akitivis 98 Minta Isu HAM Tidak Hanya Jadi Ritual 5 Tahunan

Senin, 11 Desember 2023 | 07:34 WIB
Cuma Muncul Jelang Pemilu, Akitivis 98 Minta Isu HAM Tidak Hanya Jadi Ritual 5 Tahunan
Ilustrasi Hak Asasi Manusia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivis 98, Wignyo Prasetyo mengatakan, peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia, diharapkan tidak menjadi gorengan politik bagi kelompok tertentu.

Selama ini isu HAM hanya kuat dalam kurun waktu 5 tahun sekali, saat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu). Sehingga, isu HAM dianggapnya seperti ritual 5 tahunan.

"Hari HAM biasa lah ritual 5 tahunan, menjelang pemilu. Memang ini kan biasa buat nyerang kelompok tertentu, capres lah katakanlah," kata Wignyo saat konfirmasi, Minggu (12/10/2023).

Isu HAM, kata Wingyo, selalu menjadi seksi saat menjelang Pemilu. Terlebih isu pelanggaran HAM, yang sering dipergunakan untuk menyerang salah satu Capres-Cawapres.

Baca Juga: Prabowo: Dari Sejak Muda, Saya Sudah Wakafkan Hidup Untuk Rakyat Indonesia

"Kenceng banget menjelang Pilpres ini, kayaknya tujuannya biasa lah, entah menurunkan elektabilitas dan semacamnya," katanya.

Wignyo meminta seluruh pihak untuk tidak menjadikan HAM sebagai mainan politik menjelang Pilpres 2024.

Ia juga berharap pemimpin bangsa yang akan terpilih bisa melanjutkan mimpi-mimpi para aktivis untuk menjunjung tinggi HAM di Indonesia pada masa-masa yang akan datang.

Wignyo menilai Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan sosok yang bisa menjunjung tinggi HAM. Oleh sebab itu, Wignyo berharap, Prabowo-Gibran bisa merekonsiliasi permasalahan HAM, jika terpilih.

Wignyo berharap, Prabowo-Gibran bisa mendamaikan bangsa dengan membentuk badan rekonsiliasi HAM jika mereka terpilih.

Baca Juga: Debat Pilpres Perdana, Hasto: Ganjar-Mahfud Titik Beratkan HAM sebagai Asas yang Dijunjung Tinggi

"Kalau Tuhan izinkan pak Prabowo dan Gibran pimpin bangsa, harus membentuk satu badan rekonsiliasi, kalau menang ya. Sebuah badan, semacam badan rekonsiliasi yang fungsi dan tugasnya mendamaikan seluruh konflik yang ada sejak masa lalu," kata Wignyo.

"Itu negara yang harus eksekusi, kenapa penting? Karena anak-anak muda yang akan memimpin bangsa di masa depan nanti supaya nggak diganduli lagi dari masa lalu, karena sudah kelar didamaikan dengan badan itu," tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI