Amerika Gagalkan Gencatan Senjata di Gaza, Indonesia Soroti Ketidakmampuan PBB

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 10 Desember 2023 | 07:59 WIB
Amerika Gagalkan Gencatan Senjata di Gaza, Indonesia Soroti Ketidakmampuan PBB
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi berbicara dalam pertemuan khusus Majelis Umum PBB tentang isu Palestina dan Timur Tengah, di New York, Kamis (20/5/2021). (ANTARA/Yashinta Difa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyampaikan rasa kecewa terhadap kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam mengadopsi rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera untuk menghentikan pertumpahan darah di Jalur Gaza, Palestina.

Melalui platform media sosial X, Retno mengungkapkan penyesalan atas ketidakmampuan Dewan Keamanan, meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, mendukung resolusi tersebut.

Retno menekankan bahwa komunitas global tidak dapat terus mengandalkan belas kasihan dari beberapa negara dan harus bertindak untuk menghentikan kekejaman serta pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza.

Rancangan resolusi DK PBB itu diveto oleh AS pada Jumat (8/12), meskipun didukung oleh 13 anggota DK lainnya. Sementara Inggris, satu dari lima anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto, memilih abstain.

Baca Juga: 3 Senjata Andalan Pejuang Palestina, Salah Satunya Buatan Korea Utara

Rancangan resolusi tersebut menyerukan semua pihak yang bertikai untuk mematuhi hukum internasional, khususnya perlindungan bagi warga sipil, menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera dan meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melaporkan kepada dewan tersebut mengenai pelaksanaan gencatan senjata.

Uni Emirat Arab (UAE), yang mengajukan rancangan tersebut, mengatakan bahwa mereka berupaya menyelesaikan resolusi tersebut segera karena meningkatnya jumlah korban tewas selama perang yang telah berlangsung selama 63 hari.

Guterres pada Rabu (6/12/2023) menggunakan Pasal 99 Piagam PBB untuk pertama kalinya sejak ia menjabat di posisi puncak organisasi itu pada 2017, menyerukan pembentukan gencatan senjata dan mengatakan bahwa kondisi terkini di Gaza tidak memungkinkan dilakukannya "operasi kemanusiaan yang berarti."

Di lain pihak, Robert Wood, perwakilan AS untuk PBB, mengatakan pemerintahan Joe Biden menggunakan hak veto karena gencatan senjata akan membuat Hamas tetap berkuasa di Gaza.

"Selama Hamas tetap pada ideologi penghancurannya, gencatan senjata apa pun hanya bersifat sementara dan tentu saja bukan perdamaian. Dan gencatan senjata yang membiarkan Hamas tetap menguasai Gaza akan menutup kesempatan warga sipil Palestina untuk membangun sesuatu yang lebih baik bagi diri mereka sendiri," kata Wood, dikutip via Antara.

Baca Juga: Harga Minyak Ambles ke Level Terendah 6 Bulan

"Oleh karena itu, meskipun AS sangat mendukung perdamaian abadi di mana Israel dan Palestina bisa hidup damai dan aman, kami tidak mendukung seruan resolusi untuk gencatan senjata yang hanya akan menjadi benih bagi perang berikutnya,” katanya, menambahkan.

Lebih dari 17.000 orang Palestina telah tewas dan lebih dari 46 ribu lainnya terluka di Gaza akibat serangan udara dan darat Israel secara terus menerus, menurut otoritas kesehatan Gaza.

Sekitar 70 persen dari jumlah korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, dan sekitar 1,8 juta warga telah mengungsi ke wilayah yang lebih aman.

Israel memulai perang di Gaza sebagai bentuk penghancuran pejuang Hamas di Palestina sejak 7 Oktober. Serangan tersebut menyebabkan lebih dari 1.200 warga Israel tewas dan 240 lainnya dibawa ke Gaza sebagai sandera.

Gencatan senjata selama sepekan memungkinkan pembebasan sekitar 100 sandera dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, meskipun jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan waktu sebelum perang. Setelah gencatan senjata berakhir pada 1 Desember, jumlah bantuan berkurang lagi, dan Israel melanjutkan serangannya ke wilayah kantong Palestina itu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI