Suara.com - Presiden Joko Widodo sudah meneken surat keputusan presiden (Keppres) untuk mengangkat Irjan Marthinus Hukom sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN). Mari kita kenali profil dan karier Irjen Marthinus Hukom yang sedang menunggu hari pelantikan sebagai kepala BNN.
Pengangkatan Irjen Marthinus Hukom sebagai kepada BNN tercatat dalam surat keputusan presiden (Keppres) nomor 182/TPA tahun 2023. Keputusan itu berlaku efektif sejak 29 November 2023 atau 2 hari sebelum Petrus Golose pensiun, tanggal 1 Desember 2023.
Profil dan Karir Irjen Marthinus Hukom
Irjen Marthinus Hukom merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang tahun 1991. Pria kelahiran Maluku Tenggara, 30 Januari 1969 ini memupuk karirnya di satuan antiteror khususnya bidang intelijen.
Baca Juga: Jokowi Setuju Kadensus 88 Irjen Marthinus Hukom Jadi Kepala BNN, Polri: Tinggal Tunggu Pelantikan
Awal mula karirnya berkembang ialah ketika dipercaya sebagai Kepala Tim Antiteror Bom Polda Metro Jaya tahun 2001. Setelah itu, ia menjabat sebagai Analis Intelijen di Satuan Tugas Antiteror Polri. Setelah itu, ia ditunjuk sebagai Kelompok Ahli di BNN RI di bidang intelijen. Di tahun 2010, Marthinus kembali menjadi kepala Bidang Intelijen Densos 88 Antiteror Polri.
Karirnya semakin menanjak dengan ditunjuk sebagai Wakil Kepala Densus 88 di tahun 2015. Dua tahun kemudian, ia menjabat posisi di luar struktur sebagai Direktur Penegakan Hukum Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan di Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Di tahun 2018, Marthinus kembali dipercaya mengisi jabatan penting, sebagai wakil kepala di Densus 88 Antiteror Polri. Kemudian kenaikan pangkatnya terjadi di tahun 2020 sebagai Irjen menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror Polri.
Aksi Marthinus membekuk 3 teroris besar di Indonesia
Perjalanan karir Marthinus diwarnai dengan perjuangan membekuk teroris besar di Indonesia. Marthinus tercatat sebagai salah satu aktor yang melakukan penangkapan terhadap tiga teroris besar yang mengancam Indonesia antara lain Ali Imron, Dr. Azhari, dan Noordin M Top.
Baca Juga: Viral Minta THR ke Perusahaan Bus, Ternyata Segini Harta Kepala BNN Tasikmalaya Iwan Kurniawan
Dimulai dari dilibatkan dalam pencarian terhadap Ali Imron yang merupakan dalang peristiwa Bom Bali I, tahun 2002, sampai kemudian Marthinus menjadi salah satu anggota tim yang menangkap Ali di wilayah Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Selanjutnya, Marthinus dilibatkan dalam penangkapan Dr. Azhari bulan November 2005. Marthinus menjadi salah satu anggota yang melakukan investigasi mencari tahu keberadaan teroris tersebut.
Marthinus mendapat peran untuk memantau pergerakan anak buah Dr. Azhari, yang kemudian berhasil ditangkap di wilayah Demak, Jawa Tengah. Setelah keberhasilan perannya dalam dua kasus tersebut di atas, Marthinus mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa dari kompol ke AKBP.
Selanjutnya, Marthinus berhasil membuktikan kehebatannya selama penangkapan teroris Noordin M Top, tahun 2009. Noordin M Top merupakan pelaku aksi teror bom yang terjadi di Mega Kuningan, Jakarta.
Bersama dengan tim, Marthinus berhasil melacak keberadaan Noordin di sebuah rumah kontrakan yang ditempati Bagus Budi Pranoto, pelaku pengeboman kedubes Australia, tahun 2003.
Selanjutnya, bersama tim Densus 88, Marthinus melaksanakan penggerebekan terhadap Noordin. Tanggal 16 September 2009, kontak tembak terjadi dan empat teroris termasuk Noordin yang menjadi target utama tewas dalam adu tembak tersebut.
Setelah itu, Marthinus mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa dari AKBP menjadi Kombes. Kini Marthinus secara resmi naik jabatan menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional(BNN).
Penghargaan
Irjen Marthinus menerima beberapa penghargaan polisi yang meliputi:
- Bintang Bhayangkara Nararya
- Prestasi untuk mengungkapkan Bom Bali I (2000)
- Promosi Luar Biasa dari Kompol ke AKBP untuk penangkapan Dr. Azahari Bin Husin (2005)
- Promosi Luar Biasa dari AKBP ke Kombes untuk penangkapan Noordin Mohammad Top (2010)
- Medali De'Merito dari Presiden Timor Leste atas keberhasilannya mengungkapkan plot pembunuhan Presiden Timor Leste (2011).
Harta Kekayaan
Irjen Marthinus diketahui memiliki harta kekayaan sekitar Rp17 miliar. Ia pun disebut-sebut masuk dalam daftar jenderal polisi terkaya di Indonesia. Namanya pun berjejer dengan Irjen Mohammad Iqbal dan Irjen Pol Teddy Minahasa.
Harta kekayaan Marthinus Hukom terdiri dari Rp 12 miliar berupa tujuh asset tanah dan bangunan. Aset properti ini tersebar di sejumlah daerah, yakni Bogor, Ambon, Poso dan Jakarta Selatan.
Kemudian Irjen Marthinus juga memiliki harta bergerak bergerak lainnya senilai Rp 26 juta, surat berharga senilai Rp3 miliar, serta kas dan setara kas yang bernilai hingga Rp 2 miliar.
Demikian itu profil dan karier Irjen Marthinus Hukom. Tampaknya karirnya diwarnai dengan perjuangan yang kompleks.
Kontributor : Mutaya Saroh