Warga Palestina: Israel Berbohong, Tidak Ada Tempat Aman di Gaza

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 07 Desember 2023 | 11:58 WIB
Warga Palestina: Israel Berbohong, Tidak Ada Tempat Aman di Gaza
Seorang pria membawa jenazah korban setelah serangan Israel di Kota Rafah di Jalur Gaza selatan, Senin (4/12/2023). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serangan yang dilakukan Militer Israel di Jalur Gaza membuat ribuan warga Palestina eksodus besar-besaran. Sebelumnya, warga yang bermukim di Gaza Utara diultimatum Militer Israel untuk menyingkir dari wilayah tersebut. Bahkan salah satu penampung pengungsian terbesar di utara Gaza, Jabalia dibombardir Militer Israel.

Lantaran itu, Militer Israel mendesak warga untuk berpindah ke Gaza bagian selatan. Saat ini, puluhan ribu pengungsi Palestina berdesakan di Daerah Rafa yang berada di perbatasan Gaza dengan Mesir untuk menghindari pemboman Israel.

Dikutip Alarabiya, warga sipil telah tiba menyusul perintah evakuasi Militer Israel yang meliputi wilayah di dalam dan sekitar kota Khan Younis di Gaza selatan.

Selain itu, eksodus terbaru tersebut membuat pengungsi Palestina semakin terpojok di dekat perbatasan Mesir, di daerah yang dianggap aman oleh militer Israel.

"Israel berbohong. Tidak ada tempat di Gaza yang aman dan besok mereka akan mengejar kami di Rafah," kata seorang warga, Samir Abu Ali seperti disampaikannya kepada Reuters.

Samir mengatakan, Rafah sudah menjadi tujuan akhirnya. Bila dipaksa berpindah lagi, ia bertekad akan tetap bertahan di wilayah tersebut.

"Mereka menginginkan nakba (bencana) lagi tapi saya tidak akan pergi. Rafah adalah tujuan 'akhir' saya," katanya.

Nakba sendiri sebenarnya mengacu pada bencana, ketika Warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka selama perang tahun 1948 yang menyertai berdirinya Israel.

Sampai saat ini, Militer Israel masih bernafsu besar untuk memusnahkan Hamas dari Gaza, apalagi setelah serangan besar-besaran yang disebut-sebut dilakukan oleh kelompok militer tersebut di Israel Selatan pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Puluhan Tentara Israel Keracunan Bakteri Shigella, Penyakit yang Bikin BAB Tiap 20 Menit

Sebelum melakukan serangan brutal di Gaza, Militer Israel mengultimatum warga di wilayah tersebut untuk mengevakuasi diri masing-masing ke daerah yang aman dari kawasan operasi mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI