Kisah Pilu Ibu Dan Anak Tewas Erupsi Gunung Marapi, Sempat Live Facebook Saat Mendaki

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 07 Desember 2023 | 10:15 WIB
Kisah Pilu Ibu Dan Anak Tewas Erupsi Gunung Marapi, Sempat Live Facebook Saat Mendaki
Gunung Marapi yang mengeluarkan abu vulkanik terlihat dari Nagari Batu Palano, Agam, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023). [ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cerita memilukan kembali datang dari korban erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat. Kali ini dari sepasang ibu dan anak yang saat peristiwa terjadi tengah mendaki di gunung tersebut.

Adalah Novita Intan Sari dan anaknya, Wahlul Alde Putra. Keduanya dinyatakan meninggal dunia dan jenazahnya telah dibawa ke Kota Padang pada Rabu (6/12/2023) kemarin.

Mereka merupakan penduduk lokal yang tinggal di Tabek Batu Sungai Lareh, Kelurahan Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah.

Sebelum terjebak dalam erupsi Gunung Marapi, sang ibu, Novita sempat berbagi momen pendakiannya melalui live Facebook.

Baca Juga: Liburan Naik Gunung, Dua Anggota Polda Sumbar jadi Korban Erupsi Gunung Marapi

Ia terlihat bersama dua pendaki perempuan, yang diduga adalah Yasirli Amri dan Zhafira Zahrim Febrina.

Yasirli juga menjadi salah satu korban meninggal. Sedangkan Zhafira berhasil selamat namun mengalami luka serius.

Zhafira, yang akrab disapa Ife, dirawat di Rumah Sakit Ahmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Meski dalam kondisi lemah, ia masih dapat berkomunikasi sedikit.

Bibi Zhafira, Rani Radelani, menyatakan bahwa Zhafira mengalami luka bakar di wajah dan kondisinya saat ini masih lemah.

Menurut Rani, pendakian Gunung Marapi adalah pengalaman pertama Zhafira.

Baca Juga: Cerita Pilu Penyintas Erupsi Gunung Marapi Hadapi Hujan Batu

Novita Intan Sari dan anaknya, Wahlul Alde Putra, yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat.
Novita Intan Sari dan anaknya, Wahlul Alde Putra, yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat.

"Sebelumnya ia pernah trekking, namun tak pernah ke gunung," kata Rani.

Dia bilang, tidak ada informasi larangan mendaki atau kenaikan status gunung saat Zhafira mendaftar untuk pendakian. Ia juga berterima kasih kepada tim gabungan yang berhasil mengevakuasi Zhafira.

Zhafira sempat mengirim video kondisinya yang terjebak dalam erupsi melalui telepon pendaki lain yang ia temukan.

"Tangannya patah, luka-luka. Tidak kuat lagi katanya," ucap Rani menggambarkan kondisi keponakannya.

Keluarga dan masyarakat berduka atas kehilangan Novita dan Wahlul serta para korban lainnya dalam bencana alam ini.

Tim SAR masih melakukan pencarian untuk satu korban yang masih belum ditemukan, berharap bisa memberikan kepastian kepada keluarga yang terdampak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI