Suara.com - Nasib miris dialami oleh sejumlah guru agama kristen yang mengajar di sekolah-sekolah negeri di Jakarta. Pasalnya, mereka mengaku diberi gaji kecil jauh dari Upah Minimum Provinsi (UMP).
Berdasarkan data yang dihimpun Forum Guru Pendidikan Agama Kristen Indonesia (Forgupaki), terdapat 40 guru tenaga honorer pengajar agama kristen yang melapor mendapat gaji kecil dari sekolah. Bahkan, banyak guru yang mendapatkan gaji di bawah Rp1 juta.
Beberapa sekolah yang menggaji guru agama kristen dengan nominal di bawah Rp1 juta. Di antaranya adalah SMPN 264, SDN Cipinang Besar Selatan 17 Pagi, SDN Pondok Bambu 07, SMPN 86, SMAN 6, SDN Gandaria 01, SMPN 59, SDN Krukut 01, SDN Kebayoran Lama Utara 07, SDN Pinang Ranti 01, SMPN 107, SMPN 245, dan SMAN 16 Jakarta.
Bahkan, terdapat guru dari SMPN 98 Jakarta yang tidak digaji pihak sekolah. Pemberinya upah justru merupakan para orang tua siswa dengan cara patungan.
Baca Juga: Nasib Miris Guru Agama Kristen SMKN 35, Dibayar Rp50 Ribu Sekali Ngajar dan Kerap Disunat Upahnya
Ada juga guru SDN Malaka Jaya 10 yang hanya mendapatkan gaji Rp300 ribu per bulan meski awalnya dijanjikan Rp9 juta per bulannya.
Lalu, guru SMKN 35 juga hanya dibayar Rp50 ribu setiap pertemuan untuk empat kali mengajar per bulan. Guru ini juga mendapatkan tambahan dari mengajar ekstrakurikuler tapi sering disunat bayarannya.
Selebihnya, terdapat sejumlah guru yang menerima gaji bulanan di atas Rp1 juta hingga Rp2 juta juga ikut melapor ke Forgupaki.
Ketua Forgupaki, Abraham Pellokila beserta para guru juga telah melapor ke Komisi E DPRD DKI Jakarta pada Rabu pekan lalu.
"Kami ambil data dari semua wilayah nah maka kami dapet juga bervariasi tuh dari tidak dibayar dari kemudian Rp300 ribu, ada yang Rp800 ribu, ada yang cuma Rp1,5 juta, Rp1,2 juta, Rp700 ribu, gitu," ujar Abraham saat dikonfirmasi, Senin (27/11/2023)
Baca Juga: UMP DKI Jakarta 2024 Diumumkan Hari Ini, Buruh Geruduk Balai Kota Tolak Upah Murah
Kendati demikian, Abraham meyakini jumlah guru agama kristen yang menerima gaji kecil di Jakarta tak hanya 44 orang saja. Sebab, pihaknya belum mendata seluruh sekolah negeri yang ada.
"Nah kalau guru-guru di luar ini saya juga, data saya itu kan saya belum cari sampai semua wilayah," tuturnya.
"Jadi sekian banyak dapet sample ini kemudian saya sampaikan ke bapak Jhonny Simanjuntak (anggota DPRD DKI). Tapi kemdian nanti kami akan cari cross check semua wilayah seperti apa kondisinya," tambahnya memungkasi.