
Peristiwa kekerasan itu pecah bermula dari dua kegiatan yang terjadi pada saat bersamaan. Pertama adalah giat parade budaya masyarakat adat Makatana Minahasa. Lalu kedua ada giat doa dan Salat Ghaib untuk Palestina.
4. Diduga Ada Provokator
Masih menurut Badan Kesbangpolda Sulut, pada pukul 16.54 WITA, di lokasi konsentrasi massa Masyarakat Adat Makatana Minahasa dan Pasukan Manguni Makasiou diduga ada oknum yang berteriak takbir. Kemudian ormas adat mengejar sampai di Pasar Kanopi.
Pada saat massa ormas adat merangsek masuk ke arah pusat kota mengejar oknum memprovokasi itu, massa berpapasan dengan mobil ambulans yang saat itu memuat atribut kegiatan bendera Tauhid. Terjadilah pengerusakan kendaraan ambulans oleh massa ormas, pembakaran atribut serta adanya penganiayaan terhadap salah seorang dari peserta doa dan salat Ghaib untuk Palestina.
5. Satu Orang Dilaporkan Tewas
Kapolres Bitung AKBP Tommy Bambang Souissa kepada wartawan, Sabtu (25/11/2023) malam mengatakan, akibat kericuhan itu, ada satu orang yang meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka-luka.
Ia juga mengimbau agar masyarakat tak terprovokasi oleh informasi atau video yang belum jelas kebenarannya.
6. Sepakat Damai
Tak lama usai bentrokan pecah, kedua kelompok langsung dipertemukan dan memutuskan kesepakatan damai. Kesepakatan damai itu dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan Damai yang digelar di GOR Duasudara yang diprakarsai FKUB Kota Bitung dan BKSUA Kota Bitung pada Sabtu malam.
Baca Juga: Ormas di Sulawesi Utara Terlibat Kericuhan saat Aksi Bela Palestina, Siapa Mereka?
hadir dalam kesepakatan damai itu, dua perwakilan kelompok massa. Mereka terlebih dahulu melakukan dialog dengan dipandu Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri bersama Forkopimda dan tokoh agama setempat.