Suara.com - Presiden Joko Widodo menyatakan bakal memutuskan nama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) pada pekan depan. Meski demikian sejumlah pengamat menilai Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak, yang juga menantu Luhut Binsar Pandjaitan, adalah calon terkuat.
Jokowi, saat ditemui dalam perayaan Hari Guru Nasional di Jakarta, Sabtu (25/11/2023) mengatakan pekan depan memutuskan pengisi jabatan Kasad yang ditinggalkan oleh Jenderal TNI Agus Subiyanto, yang kini dipromosikan jadi Panglima TNI.
"Belum. Saya kira minggu depan ini kita putuskan," kata Jokowi.
Saat ditanya apakah Maruli Simanjuntak merupakan salah satu kandidat Kasad, Presiden membenarkan.
Baca Juga: Biodata Maruli Simanjuntak, Pangkostrad Mantu Luhut yang Banting Lawan sampai Tumbang
"Salah satu kandidat," tegas Presiden, sembari menambahkan ada juga kandidat yang lain.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dijumpai di tempat yang sama secara terpisah menyampaikan bahwa Presiden tentu akan menunjuk sosok Kasad yang memenuhi syarat.
"Yang eligible. Bintang 3 yang eligible. Jadi Kasad itu (yang memenuhi syarat) banyak," kata Panglima TNI.
Sebelumnya Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan selama posisi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) belum terisi maka tugas-tugasnya akan dijalankan oleh Wakil Kasad TNI.
Posisi Kasad TNI saat ini masih kosong setelah Agus Subiyanto dilantik menjadi Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (22/11).
Baca Juga: Biodata dan Profil Maruli Simanjuntak: Jenderal TNI Terciduk Diomeli Istri
Maruli dan subjektivitas Jokowi
Dua pengamat militer menilai Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak masih menjadi kandidat kuat untuk mengisi posisi KASAD.
Walaupun demikian, mereka menilai secara normatif, ada 15 perwira tinggi TNI AD bintang tiga yang berpotensi mengisi jabatan tertinggi di TNI AD selepas ditinggalkan oleh Jenderal TNI Agus Subiyanto yang saat ini mengemban tugas sebagai Panglima TNI.
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas di Jakarta, Jumat (24/11/2023), menyebut ada dua kandidat kuat yang dapat mengisi posisi Kasad, yaitu Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
Sementara itu, pengamat militer Alman Helvas Ali menilai kandidat terkuat Kasad diisi oleh Letjen TNI Maruli Simanjuntak.
Dua pengamat itu beralasan Maruli punya kedekatan dengan Presiden RI Joko Widodo, karena riwayat penugasannya, begitu juga dengan Suharyanto.
"Keduanya sama-sama pernah bertugas di lingkaran Presiden Jokowi lebih dari 1 tahun, maka tentu saja, kans Maruli maupun Suharyanto dapat dikatakan berimbang. Dengan demikian, faktor subjektivitas Jokowi akan sangat menentukan siapa yang akan dipilih dari dua nama ini," kata Anton Aliabbas merujuk pada nama Maruli dan Suharyanto.
Alman pun punya pendapat yang sama. Dia menilai Maruli cenderung menjadi kandidat kuat, karena dia pernah bertugas sebagai Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), yang mengawal kegiatan Presiden RI.
"Maruli pernah menjadi Dan (Komandan) Grup A Paspampres yang merupakan security details untuk Presiden Joko Widodo. Setelah jabatan itu, Letjen Maruli dipromosikan menjadi Danrem di Solo, yang merupakan kampung halaman Joko Widodo, kemudian menjadi Wakil Komandan Paspampres sebelum ditunjuk menjadi Danpaspampres," tutur Alman.
Dia melanjutkan faktor kedekatan dan pernah bekerja langsung dengan Presiden tampaknya menjadi pertimbangan utama untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu di TNI. Namun, faktor itu, menurut Alman, agaknya belum berlaku untuk jabatan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal).
"Selain itu, fakta bahwa Letjen Maruli merupakan menantu Luhut Pandjaitan adalah faktor subjektif yang tidak boleh diabaikan. Sebagaimana diketahui, Luhut Pandjaitan sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi adalah orang kepercayaan Presiden Joko Widodo untuk mengimplementasikan program-program Presiden," ujar Alman.
Untuk Maruli dan Suharyanto, Anton menilai keduanya punya riwayat penugasan yang beragam.
"Riwayat penugasan keduanya sama-sama bervariasi, mulai dari pasukan tempur hingga teritorial. Maruli terlihat lebih banyak pengalaman di pasukan tempur terutama Kopassus, sedangkan Suharyanto memiliki riwayat penugasan beragam, mulai dari Batalyon Linud - Raiders, guru militer, BIN, komandan teritorial, sesmilpres, hingga BNPB," papar Anton Aliabbas.
Sementara untuk riwayat pendidikan, Anton menilai Maruli dan Suharyanto punya rekam jejak yang lengkap.
"Baik Maruli maupun Suharyanto sama-sama telah mengikuti semua jenjang pendidikan pengembangan seperti Sesko TNI AD, Sesko TNI, dan Lemhannas," ucap Anton.