Suara.com - Tiga relawan MER-C Indonesia yang sempat dikabarkan hilang kontak usai Militer Israel menyerbu Rumah Sakit Indonesia di Gaza bagian utara kini berlindung di bungker.
Saat ketiganya hilang kontak akibat terputusnya sinyal dan listrik, berita liar tentang ketiganya bermunculan.
Bahkan beredar kabar ada sumber yang menyatakan dua relawan asal Indonesia ditawan Militer Israel, sementara seorang relawan lainnya menghilang tanpa kabar.
Namun kabar tersebut terbantahkan saat pihak MER-C mendapatkan kontak dari salah satu relawan Reza Aldilla Kurniawan. Melalui alat komunikasi khusus milik jurnalis setempat, Reza bisa menghubungi kantor MER-C di Jakarta.
Baca Juga: MER-C Pastikan Tiga Relawannya Tetap Berada di Gaza: Mereka Mendapat Tugas dari Kita
Saat berkomunikasi dengan Reza, Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad mengatakan, sebelum hilang kontak pada 11 November lalu, bersama kedua rekannya berada di bungker Rumah Sakit Indonesia.
Kemudian saat mengabarkan kantor pusat MER-C yang berada di Jakarta, mereka masih berada di tempat yang sama.
"Kita hilang kontak sejak 11 November, dan mereka posisi di RSI dan sekarang masih berada di RSI dalam keadaan sehat,“ kata Sarbini, di Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Saat ini, lanjut Sarbini, pihaknya masih menunggu penjemputan bus dari pemerintah Gaza untuk mengevakuasi para relawan Indonesia, termasuk para pasien yang ada di sana dari wilayah utara Gaza menuju wilayah Selatan.
Tetap berada di Gaza
Baca Juga: Hilang Kontak 11 Hari, MER-C Sebut Tiga Relawannya Baik-baik Saja dan Masih Berada di RS Indonesia
Ia memastikan ketiga relawannya bakal menetap di Gaza, mereka hanya akan dievakuasi dari wilayah utara Gaza, ke wilayah selatan.
Sarbini beralasan, relawan Mer-C memang selalu berada di wilayah konflik. Sehinga tidak mungkin Mer-C meninggalkan rakyat Palestina di tengah konflik saat ini.
Lanjut Sarbini, saat ini pihaknya justru memikirkan cara bagaimana mengatur agar para relawan Mer-C Indonesia agar bisa terus bertambah.
“MER-C itu kan berangkat di negara konflik seperti itu. Jadi kalau 3 orang di evakuasi keluar berarti itu bukan MER-C namanya, justru kita lagi ngatur orang untuk bisa ke Gaza, jadi memang MER-C ini organisasinya seperti itu di lokasi-lokasi konflik dan beresiko,” jelas Sarbini.
Sarbini juga mengklaim, jika telah berhasil dievakuasi ke wilayah selatan Gaza, kondisi di sana bakal lebih kondusif bila dibandingkan dengan Gaza bagian utara.
“Kalau di selatan dan di tengah itu jauh lebih kondusif, dibandingkan utara. Bantuan juga lebih banyak masuk kalau di sana,” ujarnya.