Suara.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengumpulkan seluruh camat dan lurah se-Jakarta di Balai Kota DKI pada Rabu (22/11/2023). Dalam kesempatan itu, ia membahas soal netralitas aparat menjelang Pemilu.
Belakangan, kejadian ribuan kepala desa mendukung pasangan capres-cawapres, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menuai polemik. Seharusnya perangkat desa harus bersikap netral dalam Pemilu.
Kendati demikian, Heru menyebut tindakannya mengumpulkan para perangkat daerah itu tak ada kaitan dengan kejadian tersebut.
"Enggak-enggak (terkait dengan kepala desa tak netral)," ujar Heru usai acara.
Baca Juga: Iklan Prabowo-Gibran Dilaporkan ke Bawaslu, TKN: Itu Anak-Anak Buatan AI
Dalam pengarahannya, Heru meminta agar para camat dan lurah menjaga netralitas agar tak melanggar Undang-undang tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Jelang pemilu hati-hati, kita semua ASN termasuk saya. Saya tidak pernah perintahkan macem-mecem kepada bapak (camat dan lurah) loh ya," jelasnya.
Ia pun mewanti-wanti soal adanya beberapa sanksi tegas akan diberikan kepada ASN yang tak netral, termasuk pemberhentian dari jabatan.
"Teguran, terus penundaan gaji, terus penurunan pangkat dan sebagainya. Kalau di lurah ya diberhentikan sebagai lurah," pungkasnya.
15 Ribu Kepala Desa
Baca Juga: KPU Bakal Gelar Lima Sesi Debat Capres-Cawapres di Kota Berbeda
Sebelumnya, sekitar kurang lebih 15 ribu kepala desa berbondong-bondong mendatangi Indonesia Arena di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Minggu (19/11). Mereka menghadiri acara yang diinisiasi oleh Gerakan Desa Bersatu dengan dalih hendak bersilaturahmi.
Namun, ajang silaturahmi belasan ribu kepala desa tersebut juga dihadiri oleh jajaran elite dari Koalisi Indonesia Maju, pendukung capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menurut pantauan Suara.com di lokasi, ada Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra tampak menghadiri acara tersebut.
Kemudian gerbong Partai Gerindra seperti Sekretariat Jenderal Ahmad Muzani, Wakil Ketua Dewan Pembina Mochamad Iriawan alias Iwan Bule, hingga anggota Dewan Pembina Andre Rosiade juga ikut hadir.
Selain itu, Ketua Bappilu Partai Golkar Nusron Wahid, hingga aktivis 98 sekaligus mantan politikus PDIP Budiman Sudjatmiko terlihat datang ke lokasi.
Sebagai pamungkas, Gibran yang mengenakan kemeja biru muda datang bersama istri, Selvi Ananda pada acara tersebut.
Ketua Umum Gerakan Desa Bersatu, Asri Anas menegaskan tidak ada deklarasi dukungan yang disampaikan pada acara tersebut.
"Tidak harus deklarasi lah. Teman-teman lebih tahu lah cara kerjanya," klaimnya saat ditemui awak media.
Kemudian, Asri juga menjelaskan maksud kehadiran Gibran di acara silaturahmi belasan ribu kepala desa itu. Menurutnya, Gibran dianggap sebagai sosok yang bisa mengakomodir segala keluhan kepala desa se-Indonesia.
"Dalam pandangan kami, rasanya Bapak Prabowo dan Mas Gibran mengakomodir," tuturnya.
Diklaim Bukan Deklarasi
Acara Gerakan Desa Bersatu tersebut langsung membuat heboh publik. Sebab, acara yang dibalut dengan ajang silaturahmi itu nampak seperti upaya mobilisasi kepala desa untuk membantu memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Akan tetapi, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, mengatakan tidak ada kegiatan deklarasi dalam acara silaturahmi dengan perangkat desa se-Indonesia yang digelar Gerakan Desa Bersatu.
"Tidak ada deklarasi, tidak ada dukungan, tidak ada harapan," kata Muzani di Jakarta dikutip Selasa (21/11).
Muzani mengklaim acara itu digelar untuk menumpahkan aspirasi dari para kepala desa.
"Jadi itu acara adalah acara silaturahmi mereka untuk menyampaikan unek-unek, maka judulnya kita mendengar, didengerin, namanya mendengar," ujarnya.