Suara.com - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana menilai, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri sedang memainkan peran seolah dirinya menjadi korban kriminalisasi atas kasus dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo.
"ICW merasa purnawirawan jenderal bintang tiga kepolisian itu (Firli) sedang memainkan peran seolah-olah dirinya adalah korban kriminalisasi," kata Kurnia lewat keterangannya kepada Suara.com, Rabu (22/11/2023).
Hal itu menurut Kurnia dapat didengar dari sejumlah pernyataan dalam beberapa kesempatan, seperti narasi merasa asing saat diperiksa Polda Metro Jaya di Bareskrim Polri, kondisi abnormal, hingga menyebut ada serangan balik koruptor.
"Kalau saja Firli paham, model narasi seperti itu sebenarnya tidak lagi relevan ia ucapkan. Sebab, masyarakat sudah tahu bagaimana rekam jejak Firli di KPK yang terbilang sangat buruk, terutama berkaitan dengan integritasnya," kata Kurnia.

Sebagaimana diketahui, kasus dugaan pemerasan yang menyeret Firli Bahuri masih berproses di Polda Metro Jaya. Firli sudah menjalani pemeriksaan sebanyak dua kali, SYL juga sudah diperiksa.
Selain itu, sebanyak 99 saksi juga sudah diperiksa penyidik, namun demikian Polda Metro Jaya belum juga menetapkan tersangka.
Firli Ngumpet
Firli sempat menyembunyikan wajah dengan tas alias ngumpet usai diperiksa penyidik Polda Metro Jaya di Bareskrim Polri, Jakarta pada Kamis 16 November 2023 lalu.
Menurut pantauan jurnalis Suara.com, seusai diperiksa Firli tak langsung keluar dari Gedung Bareskrim Polri.
Baca Juga: LPSK Belum Putuskan Beri Perlindungan ke SYL: Masih Ditelaah!
Kucing-kucingan sempat terjadi antara jurnalis dan Firli yang diduga hendak menghindari sorotan kamera.