Sistem Panglima Laot
![Warga menyaksikan kapal kayu menggunakan layar yang mengangkut puluhan imigran etnis Rohingya terdampar di pantai Desa Ladong, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Minggu (25/12/2022). [ANTARA FOTO/Ampelsa].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/25/17225-kapal-kayu-etnis-rohingya-terdampar-di-pantai-desa-ladong-aceh.jpg)
Para pengungsi Rohingya kebanyakan memilih pergi dari negara asalnya Myanmar lantaran mereka telah diusir.
Hal ini membuat mereka terpaksa melaut demi mencari tempat singgah.
Para pengungsi Rohingya ini terkadang harus terombang-ambing di laut selama berhari hari dengan memanfaatkan bantuan logistik dari nelayan-nelayan yang bertemu dengan mereka di laut.
Di Aceh, ada sistem hukum adat bernama Panglima Laot yang mengemban sistem gotong royong sesama nelayan selama berada di lautan.
Sistem ini juga mengharuskan para nelayan untuk menolong orang-orang yang tersesat atau membutuhkan bantuan di lautan.
Hal ini membuat para nelayan asal Aceh yang melihat para pengungsi Rohingya berada di tengah laut menjadi iba dan mencoba menolong mereka untuk bisa berada di daratan.
Sesama Umat Islam
![Sejumlah imigran Rohingya memilih baju bekas di lokasi penampungan sementara di SMP Negeri 2 Curei, Gampong Curei, Kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh, Jumat (30/12/2022). [ANTARA FOTO/Nova Wahyudi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/12/30/83021-imigran-rohingya-ditamoung-di-smp-negeri-2-curei-aceh.jpg)
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam atau dikenal dengan sebutan Serambi Mekkah itu memiliki penduduk mayoritas beragama Islam.
Baca Juga: Meski Ditolak Warga, Kenapa Pengungsi Rohingya Terus Datang Mencari Suaka ke Aceh?
Dalam ajaran Islam, tolong menolong menjadi salah satu amalan yang diajarkan oleh para Nabi dan Rasul.