Suara.com - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sekaligus Ketua IM57 Institute Mochammad Praswad Nugraha menanggapi pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri yang menyinggung serangan balik koruptor, atas perkara dugaan pemerasan terhadap Syahrul Yasin Limpo (SYL), yang menyeret namanya.
Praswad meminta Firli menghentikan narasi itu.
"Firli Bahuri berhenti memainkan diksi serangan balik koruptor. Justru pemberantasan korupsi dan kinerja KPK memburuk sampai ke titik nadir di bawah kepemimpinan dirinya," tegas Praswad lewat keterangannya kepada Suara.com, Senin (20/11/2023).
Mereka menilai, Firli bukan bagian dari perlawanan dan pemberantasan korupsi.
Baca Juga: Eks Penyidik KPK Sebut Firli Bahuri Panik hingga Mainkan Isu Serangan Balik Koruptor
"Firli Bahuri berhenti menggunakan tameng institusi KPK untuk melindungi dirinya dari dugaan pemerasan terhadap SYL, hanya akan merusak marwah dan kehormatan lembaga anak kandung reformasi," katanya.
Ditegaskan Praswad, dugaan pemerasan yang menyeret Filri, murni tindak pidana korupsi.
"Tidak ada hubungannya sama sekali dengan serangan balik koruptor seperti klaim saudara Firli Bahuri. Berhenti memutarbalikkan fakta," ujarnya.
Klaim Serangan Balik Koruptor
Firli pada Senin (20/11/2023) pagi menggelar konferensi pers, sebelum menjalani pemeriksaan di Dewan Pengawas KPK. Dalam kesempatan itu, Firli menyinggung pemberitaan yang menyebut dirinya berusaha menghindari wartawan dengan menutup wajah dengan tas.
"Hari ini saya Firli Bahuri dalam kapasitas saya akan merespons apa yang menjadi perhatian rekan-rekan media dan masyarakat Indonesia. secara khusus di tanggal 16 November 2023 yg lalu. terkait dengan situasi batin dan saya alami," kata Filri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (20/11/2023).
Firli bilang, posisinya saat sangat berat. Dia pun menyinggung soal keberanian dan kegagahan dalam memberantasan korupsi.
"Benar bahwa demikian beratnya posisi saya saat ini, ketika melawan serangan balik koruptor, apalagi itu dihadapi dengan gagah berani, dengan tanpa menyerah, tanpa mengenal lelah untuk membersihkan negeri ini dari praktik-praktik korupsi dan pastilah akan terjadi perlawanan dair koruptor," ujar Firli.
Firli kemudian menyinggug soal latar belakanganya sebagai pensiun polisi.
"Setelah bertahun-bertahun mengabdi dengan jiwa korsa yang tertanam begitu dalam, saya harus menjemput keadilan degan cara yang tidak akan pernah saya lakukan kepada siapapun," tegasnya.
Lalu, Firli berbicara tentang kepemimpinanya di KPK bersama empat wakil ketua lainnya.
"Jika Anda perhatikan, jika juga Anda tidak lupa dan terus ingat bahwa dalam kepemimpinan saya dan segenap pimpinan KPK, menjunjung tinggi asas-asas tugas pokok pelaksanaan tugas KPK," kata Firli.
"Baik itu demi kepastian hukum, menjunjung tinggi keadilan, proporsonalitas, transparan, akuntabel dan tidak pernah meninggalkan penghormatan pada HAM. Hak atas kemanusiaan dan kepastian hukum terus KPK jaga, dan dijamin KPK serta terus diberikan. Itulah komitmen saya pada negeri ini," sambungnya.