Pasca Insiden Kecelakaan di Pasuruan, TNI AU Setop Pesawat Super Tucano Beroperasi Sementara

Jum'at, 17 November 2023 | 19:08 WIB
Pasca Insiden Kecelakaan di Pasuruan, TNI AU Setop Pesawat Super Tucano Beroperasi Sementara
Pesawat Super Tucano TNI-AU (tni-au.mil)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - TNI AU menyatakan memberhentikan sementara operasional pesawat Super Tucano pasca insiden kecelakaan yang terjadi di Pasuruan, Jawa Timur.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau), Marsekal Pertama Agung Sasongkojati mengatakan penghentian sementara operasional Super Tucano guna menyelidiki adanya dugaan kesalahan teknis setelah terjadinya kecelakaan.

Agung menyebut, jika tidak karena kesalahan teknis, maka operasional Pesawat Super Tucano akan dilanjutkan.

“Ke depannya mengenai Pesawat Tucano, tentu Pesawat Tucano sementara tidak diterbangkan sampai data awal, apakah ada hal teknis terkait dari kecelakaan itu. Bila tidak karena data teknis, maka tentu akan diterbangkan lagi,” kata Agung dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (17/11/2023).

Baca Juga: TNI AU Sebut Telah Amankan Flight Data Recorder Dua Pesawat Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan

Meski demikian, Agung menyatakan bahwa pesawat Super Tucano adalah salah satu pesawat TNI AU yang memilik tingkat kesiapan sangat tinggi.

“Pesawat ini cukup baik dirawat, dan suku cadangnya cukup bagus sehingga tidak ada masalah Pesawat Tucano. Pesawat ini handal, mumpuni, dan diandalkan di banyak misi,” jelas Agung.

Sebegaimana diketahui, dua pesawat Super Tucano dilaporkan jatuh di Pasuruan pada Kamis (16/11). Sebanyak 4 orang prajurit TNI dinyatakan gugur dalam insiden tersebut.

Agung menyebutkan, awalnya ada empat pesawat Super Tucano yang terbang dari Bandara Abdul Rachman Saleh, Malang. Keempat pesawat itu terbang dalam formasi yang berdekatan.

"Saat mereka climbing, mereka masuk ke awan, in out in out, artinya awannya itu tipis-tipis aja,” kata Agung, Jumat.

Baca Juga: Gugur dalam Kecelakaan Pesawat Super Tucano, 4 Prajurit TNI AU Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa

Setelah itu, Agung mengatakan tiba-tiba kondisi awan menebal dengan pekat. Kondisi itu membuat para awak saling tidak bisa melihat posisi pesawat satu sama lain.

“Awan tiba-tiba menebal dengan pekat sehingga pesawat yang dekat saja, yang jaraknya mungkin sekitar 30 meter, itu tidak kelihatan, karena sangat tebal, dan para penerbang mengatakan blind atau buta, enggak lihat,” ujar Agung.

Agung mengatakan terjadi kondisi blind atau kebuataan pada saat itu. Maka masing-masing pesawat mengambil formasi saling memisahkan diri.

Pada saat memisahkan diri itu lah, terdengar suara emergency locator transmitter (ELT) dari dua pesawat dengan waktu yang berbeda.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI