Ia menuntut ilmu di Jeddah dan menikah di usia muda. Seperti layaknya para pemuda Saudi, Bin Laden bergabung dengan Ikhwanul Muslimin Islam atau Islamiat Muslim Brotherhood.
Berdasarkan pemikiran dan penglihatannya, Islam tak hanya sebuah agama. Ia juga memandang Islam sebagai politik yang mengilhami berbagai keputusan yang dia ambil.
Pemikiran radikalnya kian berkembang pada saat ia duduk di perguruan tinggi di akhir era 1970-an. Ia tercatat sebagai pengikut Abdullah Azzam, sosok radikal yang mempercayai bahwa seluruh penganut agama Islam harus berjihad dalam sebuah perang demi membentuk negara Islam.
Osama Bin Laden kemudian menularkan pandangan tersebut di Timur Tengah. Pada tahun 1988, Bin Laden mendirikan sebuah gerakan baru yang dinamakan al-Qaeda. Gerakan tersebut berfokus pada aksi-aksi terorisme berkedok kampanye militer.
Melalui Al Qaeda, Bin Laden menyerukan pemikiran dan aksi jihadnya ke seluruh penjuru dunia. Sampai akhirnya, terjadilah peristiwa 9/11 yang menyasar menara kembar WTC di New York, AS.
Sejak saat itu, Bin Laden menjadi musuh utama di dunia. Sosoknya berakhir tewas dalam sebuah penyerangan yang dilakukan militer AS di Pakistan pada 2 Mei 2011. Salah seorang tentara bernama O’Neill diberikan tugas untuk menangkap Bin Laden
O’Neill menembak Osama Bin Laden sebanyak 2 kali di bagian wajah. Jasadnya dimasukkan ke dalam kantong jenazah dan dibawa dengan menggunakan helikopter milik militer AS, sebelum akhirnya dijatuhkan ke laut.
Surat Viral Osama bin Laden
Dalam surat tersebut, Bin Laden membela serangan yang ia dalangi di New York. Ia menyebut bahwa warga AS telah menjadi “pelayan” untuk Yahudi yang menurutnya mengendalikan perekonomian dan media di negara tersebut.
Baca Juga: Cari Istrinya yang Hilang di Twitter, Suami dr Qory Malah Dicurigai Balik Netizen
Menurutnya, para pembayar pajak di Amerika ikut terlibat merugikan umat Islam di Timur Tengah, termasuk menghancurkan rumah-rumah warga Palestina.