Namun, dalam waktu singkat, kabar tersebut dibantah oleh organisasi yang menaunginya. Baru-baru ini, ia menceritakan perjalanan dirinya meninggalkan rumah hingga bisa keluar dari Perbatasan Rafah yang berisiko.
“Beberapa menit sebelum bergerak, rumah tempat saya tinggal itu hancur berantakan jendela-jendelanya karena serangan yang sangat dekat,” ujar Husein, dikutip Selasa (14/11/2023).
“Sepanjang perjalanan kami menuju Perbatasan Rafah juga bombardir terus terjadi. Di Rafah pun berbelit-belit karena melibatkan beberapa pihak agar kita bisa keluar,” lanjutnya.
Dalam perjalanan itu, Husein dan keluarga pun tak henti memanjatkan doa memohon keselamatan. Sebab, jet tempur dan drone Israel tak berhenti melintas. Anak-anaknya, disebut ikut mendengar karena sudah terbiasa.
“Di atas kami itu drone, pesawat tanpa awak, jet-jet tempur, terus mengitari langit Gaza. (Anak-anak) tentu (mendengar) sangat jelas, tapi mereka sudah terbiasa. Jadi ketika kami di jalan pun harus banyak berdoa," katanya.
Husein mengatakan bahan bakar saat itu sudah habis, sehingga mobil yang ia dan keluarganya tumpangi menggunakan minyak goreng. Proses evakuasi tersebut, kata dia, juga sempat alami kegagalan sebanyak tiga kali.
“Bahan bakar itu sudah habis, bensin, solar, sudah tidak ada. Mobil yang saya tumpangi menggunakan minyak goreng untuk menjalankan mobilnya sampai ke Perbatasan Rafah,” ungkap Husein.
“Kita harus tiga kali bolak-balik dari tempat kami ke Rafah dengan segala risikonya, segala bahayanya, tapi alhamdulillah keempat kalinya akhirnya kami berhasil keluar,” tambahnya.
Lebih lanjut, kata Husein, ia dan istri sebetulnya masih ingin bertahan di Gaza. Namun, mereka memikirkan keselamatan kedua anakn yang masih kecil sehingga memutuskan untuk pergi meninggalkan keluarga di sana.
Baca Juga: Jual Nama Palestina, Dua WNA Minta Sumbangan Maksa Sampai Masuk Rumah Ditangkap Warga Cengkareng
Kontributor : Xandra Junia Indriasti