Pemimpin Oposisi Israel Desak Netanyahu Mundur, Tanpa Perlu Tunggu Selesai Perang

Chandra Iswinarno Suara.Com
Kamis, 16 November 2023 | 11:26 WIB
Pemimpin Oposisi Israel Desak Netanyahu Mundur, Tanpa Perlu Tunggu Selesai Perang
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah gempuran pasukan Israel di Gaza yang menyebabkan ribuan warga Palestina meninggal dunia, seruan agar Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mundur digaungkan dari dalam negeri bintang daud tersebut.

Desakan agar Netanyahu mundur disampaikan langsung Pemimpin Oposisi Israel Yair Lapid.

Ia bahkan mendesak agar Netanyahu segera mundur tanpa menunggu berakhirnya perang melawan Hamas.

"Netanyahu harus segera pergi. Kita butuh perubahan, Netanyahu tidak bisa tetap menjadi perdana menteri," kata Lapid dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Israel N12, Rabu (15/11/2023) waktu setempat.

Dalam kesempatan tersebut, Lapid menyebut Netanyahu telah kehilangan kepercayaan masyarakat.

"Kami tidak bisa membiarkan diri kami melakukan kampanye jangka panjang di bawah perdana menteri yang telah kehilangan kepercayaan masyarakat," tambahnya.

Calon PM Israel yang kini menjabat Menteri Luar Negeri, Yair Lapid. (Foto: AFP)
Pemimpin Oposisi Israel Yair Lapid. (Foto: AFP)

Untuk diketahui, setelah empat hari setelah Israel diserang Hamas pada Sabtu 7 Oktober 2023, Netanyahu bersama pemimpin oposisi lainnya, Benny Gantza membentuk pemerintahan darurat saat perang.

Saat pembentukan pemerintahan darurat, Lapid tidak ikut bergabung. Justru, dia menuduh pemimpin Israel gagal dalam mencegah serangan, bahkan kegagalan tersebut tidak bisa diampuni.

Namun, Lapid tidak menyerukan pemilu dini setelah Netanyahu mundur.

Baca Juga: Kesalahan Fatal IDF! Klaim Temukan Daftar Pejuang Hamas Padahal Nama Hari di Kalender

Ia meminta agar parlemen menyampaikan mosi tidak percaya yang memungkinkan membentuk pemerintahan baru dengan dipimpin anggota lain dari Partai Likud.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI