Suara.com - Pasukan pertahanan Israel (IDF) masih menguasai Rumah Sakit Al Shifa sejak melakukan penyerbuan pada Rabu (15/11/2023). Bahkan pihak berwenang Israel melarang jenazah-jenazah yang tergeletak di RS Al Shifa untuk dimakamkan.
Menurut laporan BBC, Ada sekitar 150 jenazah yang menumpuk dan membusuk di area rumah sakit terbesar di Gaza tersebut.
"Meninggalkan bau yang tidak sedap," kata Manajer Al Shifa, Dr Mohamed Abu Selmia dikutip Suara.com dengan melansir BBC, Kamis (16/11/2023).
Meski kondisinya seperti itu, pihak berwenang Israel masih belum memberikan izin bagi jenazah di bawa ke luar area rumah sakit untuk dimakamkan.
Baca Juga: WHO Umumkan Komunikasi dengan Nakes RS Al Shifa Terputus!
Dr Selmia menyebut, jenazah-jenazah itu mulai menjadi incaran anjing.
Aksi tentara Israel juga memperburuk kondisi pasien di RS Al Shifa tak terkecuali bayi-bayi prematur. Puluhan bayi prematur di sana terancam tidak bisa disimpan di dalam inkubator karena pemadaman listrik.
Sejauh ini, sebanyak tiga bayi dan beberapa pasien dinyatakan meninggal dunia akibat kekurangan oksigen.
Dr Selmia menyebut, RS Al Shifa sudah berupaya bernegosiasi dengan pihak berwenang Israel untuk mengevakuasi bayi-bayi tersebut. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan.
Di sisi lain, Mark Regev, penasihat senior Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengklaim Israel sudah menawarkan solusi untuk mengevakuasi bayi-bayi dari RS Al Shifa. Akan tetapi, ia menuding Hamas menolak usulannya.
Baca Juga: Karyawan Google Pendukung Palestina Dapat Perlakuan Diskriminatif
menurut data yang dimiliki WHO, sekitar kurang lebih 650 pasien tengah menjalani rawat inap di Al Shifa.
100 pasien di antaranya tengah dalam kondisi kritis.
Untuk tenaga kesehatan di sana berjumlah sekitar 200 hingga 500 orang.
Sedangkan ada 1.500 penduduk Gaza yang tengah berlindung di sana.
Bawa Tank
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyerbu Al Shifa, rumah sakit terbesar yang berada di Jalur Gaza, Palestina pada Rabu (15/11/2023). Salah satu warga Gaza, Khader Al Zaanoun, menjadi saksi mata bengisnya tentara Israel menyerang penduduk tak bersalah di sana.
Khader mengungkapkan gerombolan IDF memasuki area Al Shifa dengan menebarkan bom asap. Bom asap tersebut menyebabkan banyak penduduk Gaza tewas dalam kondisi lemas.
"Tentara menembakkan bom asap yang menyebabkan orang-orang mati lemas," kata Khader kepada BBC, dikutip Suara.com, Rabu (15/11/2023).
Menurut keterangan Khader, IDF menyerbu Al Shifa sembari memboyong enam tank masuk ke lingkungan rumah sakit. Kalau dihitung kurang lebih ada 100 anggota IDF yang terlibat dalam penyerbuan tersebut.
Alasan IDF menyerbu Al Shifa karena mencium ada kelompok Hamas di dalamnya.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Daniel Hagari.
"Aktivitas tersebut berlangsung di kompleks tertentu yang terdapat informasi intelijen yang mengindikasikan aktivitas teroris oleh organisasi teroris Hamas dan sesuai dengan kebutuhan operasional," kata Daniel melansir laporan Guardian.