Nasib Bayi-bayi Baru Lahir Di Gaza: Disimpan Di Ruang Bedah, Sebagian Tewas Karena Tak Ada Inkubator

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 15 November 2023 | 07:28 WIB
Nasib Bayi-bayi Baru Lahir Di Gaza: Disimpan Di Ruang Bedah, Sebagian Tewas Karena Tak Ada Inkubator
Ilustrasi: bayi di Gaza meninggal akibat serangan militer Israel. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Israel dengan kekuatan militernya belum juga mau menghentikan serangan ke Jalur Gaza, Palestina. Rumah-rumah hancur, fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit.

Rumah sakit terbesar di Gaza adalah RS Al-Shifa. Rumah sakit itu berkapasitas 700 tempat tidur, kondisinya bak 'kuburan' yang seharusnya bisa dikatakan tak bisa berfungsi lagi, namun harus menampung ribuan orang--pasien hingga warga yang berlindung.

Jalanan di sekitar Al-Shifa dilanda pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel. Beberapa infrastruktur penting telah rusak, menurut PBB, sebagaimana disitat dari laman BBC, Rabu (15/11/2023).

Israel mengeklaim mereka tidak menargetkan rumah sakit secara langsung tetapi mengakui adanya "bentrokan" di sekitar Al-Shifa dan fasilitas lainnya.

Baca Juga: Parlemen Israel Susun Rencana Gulingkan PM Netanyahu Di Tengah Gencar Serangan Zionis Ke Palestina

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan 36 fasilitas kesehatan termasuk 22 rumah sakit rusak sejak perang dimulai pada 7 Oktober, dan hanya segelintir yang sekarang masih beroperasi.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menulis di media sosial X bahwa "tembakan dan pengeboman terus-menerus terjadi di daerah itu" yang kemudian "memperburuk keadaan yang sudah kritis".

Beberapa laporan dari dalam rumah sakit mengatakan tidak ada makanan dan tidak ada bahan bakar untuk menyalakan pembangkit listrik. Sehingga, mereka menggunakan energi matahari untuk memberi daya pada perangkat-perangkat penting.

Nasib Bayi Baru Lahir Di Gaza

Masih menukil laporan BBC, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya ada 2.300 orang yang masih berada di dalam rumah sakit - sekitar 650 pasien, 200-500 staf dan sekitar 1.500 orang yang berlindung.

Baca Juga: Halaman RS Al Shifa Gaza Jadi 'Kuburan Massal', Bau Mayat Membusuk Tercium di Mana-mana

Jumlah ini mencakup bayi baru lahir yang disimpan di ruang bedah rumah sakit.

Staf mengatakan bahwa tiga dari 39 bayi yang mereka rawat telah meninggal selama akhir pekan karena kurangnya inkubator.

Bayi yang selamat menghadapi risiko kematian yang serius, kata dokter.

Seorang wanita menggendong seorang gadis bereaksi setelah serangan udara Israel menghantam lingkungan Ridwan di Kota Gaza, Gaza pada 23 Oktober 2023. (ANTARA/Ali Jadallah / Anadolu/pri.)
Seorang wanita menggendong seorang gadis bereaksi setelah serangan udara Israel menghantam lingkungan Ridwan di Kota Gaza, Gaza pada 23 Oktober 2023. (ANTARA/Ali Jadallah / Anadolu/pri.)

Kepala juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pada Sabtu (11/11) bahwa Israel akan memberi bantuan untuk mengevakuasi bayi-bayi itu ke "rumah sakit yang lebih aman".

Namun, evakuasi itu belum terjadi hingga Senin sore pekan ini waktu setempat.

Staf rumah sakit mengatakan, bahwa memindahkan bayi dengan aman akan membutuhkan peralatan canggih, dan bahwa tidak ada "rumah sakit yang lebih aman" di dalam Gaza.

Mark Regev, penasihat senior Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengatakan Hamas tidak ingin menerima solusi atas kurangnya bahan bakar yang dibutuhkan untuk menyelamatkan bayi-bayi itu, dan bahwa "mereka butuh bukti foto menunjukkan krisis".

"Kami membeli bahan bakar, terutama untuk bayi, untuk inkubator mereka ... tidak ada yang ingin melihat bayi-bayi ini tersakiti," kata Regev.

Ia menyatakan kembali klaim Israel bahwa pasukannya tidak sengaja menargetkan rumah sakit.

Jasad Membusuk

Dr Mohamed Abu Selmia, manajer Al-Shifa, mengatakan ada sekitar 150 jenazah yang membusuk dan "mengeluarkan bau tidak sedap".

Menurutnya, bahwa pihak berwenang Israel masih belum memberikan izin bagi jenazah tersebut untuk dibawa dan dikuburkan.

Dia bilang, anjing kini telah memasuki halaman rumah sakit dan mulai memakan jenazah tersebut.

Dr. Marwan Al-Barsh yang merupakan direktur jenderal Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza mengatakan situasi ini diperburuk oleh kurangnya bahan bakar untuk listrik di kamar mayat.

"Listrik diputus oleh pasukan Israel yang menargetkan generator, yang menyebabkan pembusukan mayat-mayat karena kita melihat cacing keluar dari mereka," kata Al-Barsh kepada BBC Arabic.

Al-Bursh mengatakan pihaknya kesulitan untuk menguburkan jenazah karena ancaman militer Israel.

"Kami mencoba berkoordinasi dengan pasukan Israel agar kami diizinkan menguburkan jenazah di dalam rumah sakit, namun siapa pun yang mencoba keluar dari rumah sakit akan langsung ditembak," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI