Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa haram untuk membeli produk yang berafiliasi dengan Israel.
Sejak fatwa haram membeli produk pro Isrel itu dikeluarkan MUI, belakangan ramai di media sosial tentang sebuah minimarket yang memberitahu soal sejumlah produk yang tidak dijual kepada konsumen karena dikategorikan pro Israel.
Keterangan bertuliskan 'Barang Ini Tidak Dijual Sesuai FATWA MUI' itu tertera pada sejumlah rak dagangan di minimarket itu.
Mendapati hal tersebut, Suara.com mencoba menelusuri keberadaan minimarket yang diduga ikut memboikot produk yang terafiliasi Israel.
Baca Juga: Fatwa MUI Haramkan Produk Israel: Banyak Warga Dukung, Tapi Masih Bingung
Jurnalis Suara.com, mendapati sebuah minimarket bernama Sya’ban mart. Minimarket yang terletak di Jalan Raya Kebon Jeruk, Jakarta Barat, terlihat tidak seramai mini market lainnya.
Hanya ada dua sepeda motor di area parkir minimarket tersebut. Namun tak ada satupun pembeli di sana.
Ibu Ann, seorang wanita berusia 49 mengaku sebagai pengelola minimarket tersebut. Ia mengaku memang sudah sejak lama tidak menjual produk yang terafiliasi dengan Israel, terutama Unilever dan Nestle.
"Memang sebelum pemboikotan ini, kita juga punya masalah sama pihak Unilever, makanya di sini kita gak ada produk mereka,” kata Aan, saat ditemui Suara.com di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (14/11/2023).
"Kebetulan banget sekarang malah ada pemboikotan produk mereka," tambahnya.
Namun, Aan mengaku masih ada beberapa sisa produk Unilever yang ada di rak minimarketnya. Di antaranya pasta gigi dengan merek Pepsodent, namun ia mengaku mendapat barang itu bukan dari sales Unilever.
Ia mendapatkan barang tersebut dari seseorang yang menjual butuh. Sehingga ia berdalih membeli barang tersebut sekaligus untuk menolong orang yang menjualnya.
"Itu Pepsodent saya beli dari orang yang jual butuh. Hitung-hitung saya nolongin yang jual, jadi gak beli langsung dari Unilever. Saya beli itu juga sudah setahun lalu,” ungkapnya.
Aan mengaku, tidak keberatan jika memang produk tersebut harus dimusnahkan, seperti yang marak dilakukan oleh sebagian banyak orang.
Ia sendiri mengaku baru saja menurunkan sabun cici piring merek Sunlight, yang merupakan Unilever.
"Baru saja saya turunkan Sunlight dari rak. Kalau memang harus dimusnahkan atau dibuang saya gak keberatan, karena hanya tinggal beberapa. Jadi kerugiannya gak terlalu besar,” tutupnya.