Suara.com - Baru-baru ini hubungan Arab Saudi dan Iran kembali menjadi sorotan. Mungkin ada sejumlah orang yang bertanya-tanya ada apa dengan dua Negara tersebut. Nah untuk selengkapnya, simak berikut ini fakta hubungan Iran dan Arab Saudi.
Diberitakan bahwa hubungan Arab Saudi dan Iran tidak cukup baik pada beberapa tahun ke belakangan. Namun, kedua kepala negera tersebut baru-baru ini bertemu untuk menghadiri rapat darurat dan OKI (Organisasi Kerjasama Islam) terkait agresi Israel di Gaza demi terciptanya perdamaian di Palestina.
Lantas, bagaimana sebenarnya hubungan Iran dan Arab Saudi sebelumnya? Apa yang membuat kedua Negara tersebut bermusuhan? Nah untuk mengetahuinya, berikut ini beberapa fakta hubungan Iran dan Arab Saudi yang dirangkum dari berbagai sumber.
- Kenapa Iran dan Arab Saudi Bermusuhan?
Pada awal tahun 2016, Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran selepas kedutaan besar mereka yang berada di di Teheran diserbu para demonstran. Adapun aksi demo tersebut dipicu atas keputusan Arab Saudi yang mengeksekusi ulama Muslim Syiah terkemuka.
Baca Juga: Motor Kesayangan Ananda Omesh Laku Dilelang Rp300 Juta, Seluruhnya Didonasikan untuk Palestina
Sejak saat itu, kedua Negara Muslim yang masing-masing dipimpin kelompok Sunni dan Syiah ini pun bersitegang padahal lokasi kedua negera ini berdekatan. Saudi maupun Iran menganggap satu sama lain sebagai ancaman.
Selain karena alasan di atas, kedua Negara ini juga bersitegang karena beberapa konflik yang ada di Timur Tengah, termasuk di Irak, Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman. Iran diketahui mendukung Syiah Houthi Yaman yang telah menentang pemerintahan yang disupport Saudi pada 2014.
Sementara pada tahun berikutinya, Saudi memberikan serangan udara guna menghancurkan Houthi . Saudi pun menuduh Iran telah membantu serangan Houthi. Pada 2019, Saudi menuduh Iran atas mengebom minyak milik Saudi, namun Iran membantahnya.
- Upaya Pemulihan Hubungan
Setelah kedua negera Muslim ini terus bersitegang, upaya rekonsiliasi kedua Negara tersebut pun mulai dilakukan namun tidak berhasil. Kedua negera tersebut kemudian melakukan pertemuan di China dan menemukan kesepakatan.
Pada saat pertemuan di China, Saudi dan Iran menyatakan untuk kembali membuka kedutaan dalam jangka waktu dua bulan. Selain itu, kedua Negara tersebut juga mencoba untuk kembali membangun hubungan kemanan dan perdagangan.
Baca Juga: Alhamdulillah! Keluarga WNI Terakhir Berhasil Keluar Gaza Setelah Berkali-kali Gagal Dievakuasi
- Kekinian Presiden Iran ke Arab Saudi Demi Palestina
Hubungan Iran dan Arab Saudi pun mulai mulai semakin membaik usai kedua negera Muslim ini bertemu. Pada Sabtu (11/11/2023), Presiden Iran Ebrahim Raeisi menghadiri rapat darurat yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi.
Rapar darurat tersebut bertujuan untuk membahas agresi Israel di Gaza. Raeisi berharap dengan adanya rapat darurat tersebut, pemimpin Arab dan Muslim dapat menekan Israel untuk melakukan genjatan senjata.
"Gaza bukan arena untuk berkata-kata saja. Ini harus menjadi arena beraksi dan tindakan," kata Ebrahim Raeisi di Bandara Teheran sebelum berangkat ke Riyadh.
Kedatangan Raisi di Arab Saudi ini bisa dibilang fenomenal. Karena ini kali pertama Presiden Iran menginjakan kaki di Arab Saudi setelah 11 tahun sejak kedua Negara tesebut memutus hubungan diplomatik.
Dalam rapat darurat tersebut, Raisi kemungkinan akan mendesak sanksi serta embargo terhadap Israel seperti adanya boikot full pasokan gas dan minyak jika Israel tidak segera melakukan genjatan senjata.
Demikian ulasan mengenai hubungan Iran dan Arab Saudi yang akhir-akhir ini mulai semakin membaik. Semoga informasi ini bermanfaat!
Kontributor : Ulil Azmi