Suara.com - Setelah lama berdiam diri, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, akhirnya meluapkan isi hatinya melihat kondisi demokrasi saat ini menjelang Pemilu 2024. Ia sempat prihatin melihat Mahkamah Konstitusi (MK) yang ternodai oleh hausnya seseorang demi kekuasaan.
Luapan isi hati Megawati itu direkam dalam sebuah video yang ditayangkan di akun YouTube PDI Perjuangan. Video tersebut diberi judul "Setelah Lama Dinanti Tiba Saatnya Sampaikan Suara Hati Nurani".
Berikut isi lengkap pidato Megawati:
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua, Om Swastiastu Namo Budaya Salam Kebajikan Rahayu. Salam Pancasila! Merdeka!
Saudara-saudara sekalian, seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai dan banggakan di manapun kalian berada. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada kita semua.
Pada momentum yang sangat baik ini setelah mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang terjadi dalam kehidupan politik kita masa sekarang dan memepertimbangkan segala sesuatunya dengan hati nurani yang jernih sebagai kontemplasi, maka saya memutuskan sudah tiba saatnya untuk berbicara. Berbicara dengan nurani, berbicara dengan tuntutan akal sehat dan berbicara dengan kebenaran yang hakiki
Dengan melihat persoalan yang kita hadapi akhir-akhir ini maka izinkan saya berbicara di sini sebagai anak bangsa yang ikut berjuang bagi tegaknya demokrasi indonesia juga berbicara sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia, dan sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Saudara-saudara sekalian, keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi telah memberikan cahaya terang di tengah kegelapan demokrasi. Keputusan MKMK tersebut menjadi bukti bahwa kekuatan moral, politik kebenaran, dan politik akal sehat tetap berdiri kokoh meski menghadapi rekayasa hukum konstitusi.
![Suasana jalannya sidang putusan etik Mahkamah Konstitusi di Gedung MK, Jakarta, Selasa (7/11/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/07/32321-mkmk-majelis-kehormatan-mahkamah-konstitusi.jpg)
Kita semua tentunya sangat-sangat prihatin dan menyayangkan mengapa hal tersebut sampai terjadi. Berulang kali saya mengatakan bahwa konstitusi itu adalah pranata kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diikuti dengan selurus-lurusnya.
Baca Juga: Jejak Karier Politik Bobby Nasution, 'Ngekor' Gibran Tinggalkan PDIP
Konstitusi tidak hanya ditaati sebagai sebuah hukum dasar tertulis. Namun konstitusi itu harus memiliki roh. Ia mewakili kehendak, tekad, dan cita-cita tentang bagaimana bangunan tata pemerintahan negara disusun dan dikelola dengan sebaik-baiknya, seperti yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa.