RS Al Shifa Gaza Jadi Sasaran Rudal Hingga Sniper Israel Sebabkan Komunikasi Terputus, WHO Serukan Gencatan Senjata

Chandra Iswinarno Suara.Com
Minggu, 12 November 2023 | 10:27 WIB
RS Al Shifa Gaza Jadi Sasaran Rudal Hingga Sniper Israel Sebabkan Komunikasi Terputus, WHO Serukan Gencatan Senjata
Ilustrasi Warga perempuan menggendong anaknya usai Israel bombardir kawasan Ridwan di Kota Gaza melalui jet tempurnya pada 23 Oktober 2023. [ANTARA/Ali Jadallah / Anadolu/pri.]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendesak adanya gencatan senjata di Gaza, setelah komunikasi yang dilakukan dengan Rumah Sakit Al Shifa terputus.

Pernyataan tersebut disampaikan, setelah Juru Bicara Kementerian Kesehatan setempat menyatakan operasional di Rumah Sakit Al Shifa terhenti karena kehabisan bahan bakar pada Sabtu (11/11/2023) waktu setempat.

Mengutip Gulf News, WHO menyatakan keprihatinan mendalam atas keselamatan semua orang yang terjebak dalam pertempuran yang terjadi di Gaza. Organisasi kesehatan yang bernaung di bawah PBB ini mengungkapkan banyak orang yang terjebak di dalam rumah sakit terbesar kantong wilayah Palestina di Gaza.

"Kekhawatiran besar terhadap keselamatan para petugas kesehatan, ratusan pasien yang sakit dan terluka, termasuk bayi yang membutuhkan alat bantu hidup dan orang-orang terlantar yang masih berada di rumah sakit."

Baca Juga: Saat Elon Musk Bersuara tentang Palestina: Bunuh Anak Gaza Melahirkan Hamas Masa Depan

Suasana Mengerikan di RS Al Shifa

Sementara itu, seorang ahli bedah senior di Rumah Sakit Al Shifa, Ahmed Al Mokhallalati menggambarkan suasana di pusat kesehatan tersebut dalam kondisi yang menakutkan.

"Ini benar-benar zona perang, suasananya benar-benar menakutkan di rumah sakit ini," katanya seperti disampaikan kepada Reuters.

Rumah Sakit Al Shifa sendiri menjadi target rudal-rudal dan bom Militer Israel yang dilakukan baik melalui udara maupun darat.

"Ini adalah pemboman terus menerus selama lebih dari 24 jam, tidak ada yang berhenti, Anda tahu, semuanya berasal dari tank, dari jalan raya, dari serangan udara."

Baca Juga: Pilunya Warga Gaza, Krisis Air sampai Mengais Tumpahan Tangki Usai Dibombardir Israel

Parahnya, Militer Israel tidak mau tahu dengan situasi yang dilaporkan di rumah sakit Al Shifa. Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf Al Qidra mengatakan penembakan Israel telah menewaskan seorang pasien dalam perawatan intensif.

Selain alat tempur berat yang membidik Rumah Sakit Al Shifa, moncong senapan sniper Israel yang berada di atap gedung dekat rumah sakit juga menembaki kompleks medis, akibatnya ruang gerak paramedis terbatas.

"Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pendudukan (Israel) telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya," katanya.

Sebelumnya diberitakan sebanyak 39 bayi yang baru lahir dalam kondisi kritis. Bayi yang berada di Rumah Sakit Al Shifa tidak bisa mendapat fasilitas ventilator karena aliran listrik dipadamkan oleh pihak Israel, akhirnya mereka terpaksa hanya diberi ventilasi dengan tangan.

Penderitaan pengungsi dan pasien yang berada di dalam Kompleks Medis Al Shifa terus berlanjut, lantaran mereka dikepung total dan saat ini sudah kehabisan air, bahan bakar, makanan, listrik dan telekomunikasi. Padahal di rumah sakit tersebut ada ribuan orang yang berlindung, termasuk orang-orang yang terluka, pasien dan pengungsi.

Sebelumnya diberitakan, Al-Qidra mengumumkan bahwa operasional di rumah sakit terbesar wilayah tersebut, Al Shifa, dihentikan per Sabtu (11/11/2023) lantaran kehabisan bahan bakar.

"Akibatnya, satu bayi baru lahir meninggal di dalam inkubator, yang didalamnya terdapat 45 bayi," katanya seperti dikutip Reuters.

Al Qidra mengungkapkan, kondisi terkini di wilayah tersebut terus memburuk. Bahkan, mereka yang berada di dalam area Rumah Sakit Al Shifa terkepung.

"Situasinya lebih buruk dari yang dibayangkan siapa pun. Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pasukan pendudukan telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya," katanya melalui sambungan telepon.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI