Namun ia tidak mengambil langkah balas dendam. Ratu Kalinyamat khawatir Arya Penangsang justru dapat kembali melawan dan menghabisi seluruh keturunan Sultan Trenggana.
Selesai pemakaman, Ratu Kalinyamat berniat bertapa untuk meminta keadilan dan mendapatkan jawaban atas kegelisahannya ini. Ia pun tidak kembali ke istana.
Ratu Kalinyamat sempat bertapa di Watu Gilang tapi kemudian berpindah karena mendapat kabar nyawanya diburu Arya Penangsang. Sehingga ia berpindah tempat yang lebih aman untuk bertapa.
Ia kemudian menuju ke Watu Gilang di Bukit Donorejo. Tak berapa lama bertapa, ia mendapat bisikan untuk mencari tempat bertapa baru.
Ciri-cirinya memiliki tanah dengan bau wangi, di sanalah Ratu Kalinyamat harus bertapa tanpa busana atau telanjang. Arti 'telanjang' disini tidak hanya diartikan secara harafiah.
Sebab Ratu Kalinyamat bertapa dengan meninggalkan semua kekuasaan dan harta bendanya. Ia fokus berdoa khusyuk kepada Tuhan untuk meminta keadilan atas kematian suami dan saudaranya.
Berdasarkan penuturan juru kunci petilasan Ratu Kalinyamat di Jepara, dikutip dari library.uns.ac.id, doa dan ikhtiar pertapaan Ratu Kalinyamat akhirnya membuahkan hasil.
Adik ipar Ratu Kalinyamat, Sultan Hadiwijaya memiliki kesaktian yang setara dengan Arya Penangsang. Namun ia segan untuk melawan karena masih berkerabat dengan Demak.
Sultan Hadiwijaya lantas membuat sayembara bagi yang bisa membunuh Arya Penangsang akan diberi hadiah wilayah Pati. Sayembara ini akhirnya dimenangkan oleh Danang Sutawijaya dengan siasat cerdik.
Demikian sosok Ratu Kalinyamat. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Hari Pahlawan 2023 Pakai Bahasa Gaul dan Kekinian
Kontributor : Rima Suliastini