Pengamat kebijakan publik, Trubus Rahadiansyah, mengapresiasi segala upaya Pemprov DKI dalam mengatasi banjir rob. "Saya lihat upaya Pemprov memang lebih baik. Kesadaran masyarakat juga saya lihat sudah mulai membaik terhadap rob itu sendiri Sehingga, kalau ada rob, korbannya tidak banyak lagi," ucap Trubus.
Apalagi, berdasarkan data Pemprov DKI, jumlah titik tanah yang mengalami penuruan lebih dari 10 sentimeter kini sudah berkurang, dari 13 menjadi lima titik dalam kurun waktu beberapa tahun ini. Trubus menilai, pengendalian penurunan muka tanah merupakan kunci pencegahan Jakarta tenggelam 2030 seperti yang diprediksi sejumlah pihak.
"Saya melihat ada perubahan yang membaik ya, karena titik-titik rawan penurunan muka tanah sudah berkurang," ungkap Trubus.
Lebih lanjut, Trubus pun turut mendorong agar proyek NCICD fase A segera dikebut. Ia menilai, pembuatan tanggul sepanjang bibir pantai Jakarta ini sudah mendesak untuk diselesaikan.
"Itu mendesak dari dulu, karena itu menjadi barrier atau penghalang ya dari pasang air laut dan itu relatif melindungi warga. Jadi kalau banjir rob muncul, itu ada penghalangnya. Jadi masyarakat bisa antisipasi atau evakuasi kalau ada banjir rob," urainya.
Sementara itu, warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Wardani (29), mengaku turut menyadari ancaman banjir rob yang bisa saja semakin parah, lantaran penurunan muka tanah dan kenaikan air laut.
"Kalau Jakarta Utara sudah pasti ancamannya banjir rob sih ya. Apalagi kalau musim pasang (laut) kan. Pasti warga sudah siap-siap," paparnya.
Karena itu, ia berharap, proyek NCICD bisa segera dirampungkan, agar memberikan rasa aman terhadap masyarakat pesisir.
"Seengaknya dengan tanggul atau tembok besar gitu kan pasti lebih aman. Itu kan sudah banyak juga dipakai di negara lain, seperti Belanda gitu ya," pungkasnya.
Baca Juga: Maju Mundur Tilang Uji Emisi di DKI Jakarta, Bikin Aturan Kok Plin Plan Pak?