Suara.com - Media sosial belakangan dihebohkan dengan kabar jenazah seorang warga Palestina yang berbau harum. Hal tersebut rupanya juga disaksikan langsung oleh relawan MER-C Indonesia, Fikri Rofiul Haq.
Fikri menyebutkan bahwa kabar soal jenazah salah seorang warga Palestina yang berbau harum memang benar adanya. Jenazah tersebut merupakan sosok seorang pria yang meninggal karena serangan bom Israel.
Menurut Fikri, mulanya dia tengah keliling di Rumah Sakit Indonesia di Gaza. Kemudian dia melihat keramaian warga Palestina di depan kamar mayat.
"Ketika malam hari saat saya keliling saya melihat keramaian di depan kamar mayat RS Indonesia, di situ orang-orang mencium bau wangi jenazah tersebut," ujar Fikri dalam perbincangan di TvOne.
Baca Juga: 5 Tuduhan Serius Israel, RS Indonesia di Palestina Dituding Markas Hamas hingga Ada Peluncur Roket
"Mereka mengatakan kepada kami coba kalian ke sana, cium wanginya sangat harum. Saat itu belum percaya karena belum pernah mencium wangi dari seorang yang meninggal, namun pada akhirnya saat mendekati kamar mayat tersebut, saat itu tercium wangi," imbuhnya.
Wangi jenazah mulanya kencang tercium saat dipindahkan dari trotoar ke kamar mayat.
"Saat itu wanginya meyebar di area itu, saat kami mengobrol areanya tercium, akhirnya saya tertarik mendekati jenazah korban dan mendekatkan diri," ungkap Fikri.
Akhirnya Fikri memberanikan diri untuk memegang jenazah tersebut. Benar saja, jenazah tersebut menyebarkan wangi yang bahkan menurut Fikri mirip dengan parfum.
"Saya berani pegang jenazah tersebut, sebelumnya saya cium tangan saya enggak wangi dan tak pakai parfum, saat memegang jenazah tersebut wanginya seperti dioleskan parfum padahal saya hanya menyentuh leher dan rambut jenazah tersebut," kata Fikri.
Baca Juga: Felicya Angelista Dituding Blunder Usai Unggah Video Terkait Konflik Israel dan Palestina
Jenazah tersebut rupanya merupakan seorang remaja berusia 16 tahun.
"Namanya Mustafa berusia 16 tahun, beliau ini sangat rajin aktif beribadah di masjid beliau juga sangat aktif tadarus tiap hari," tutur Fikri.
"Ketika beliau meninggal, masih memegang tasbih digitalnya," paparnya.