Suara.com - Kisah kematian mantan jenderal angkatan darat dan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon kembali menjadi perbincangan. Sharon merupakan tokoh Israel yang kontroversial di mana mendominasi lanskap militer dan politik Israel selama beberapa dekade.
Sharon meninggal pada tahun 2014 usai mengalami koma selama delapan tahun setelah mengalami stroke parah yang membuatnya berada dalam kondisi vegetatif.
Sharon juga menderita kegagalan beberapa organ pada tahun baru. Dia dirawat di Sheba Medical Centre dekat Tel Aviv, tempat sejak Mei 2006.
Sosok Ariel Sharon
Melansir dari The Guardian, Ariel Sharon bagi banyak warga Israel dikenang sebagai sosok yang memainkan peran penting dalam membentuk Israel, baik sebagai tentara maupun negarawan.
Dia dikenal sebagai prajurit yang tak kenal takut dan kontroversial, juga sosok dengan ideologi yang tak mau kompromi sebagai politisi.
Sementara bagi orang-orang Palestina dan orang-orang sayap kiri Israel, Ariel Sharon dikenang sebagai pendukung proyek pemukiman kolonial Israel yang kuat.
Sharon juga melancarakan kekuatan politik di balik pembangunan tembok pembatas beton dan baja yang membentang di Tepi Barat.

Tak sedikit orang yang mengaku tak akan memafkannya karena gagal mencegah pembunuhan ratusan warga Palestina dan Syiah Lebanon.
Baca Juga: Buku Ini Membongkar Aktor Utama di Balik Konflik Palestina-Israel
Sharon dikenal sebagai Buldoser oleh para pengkritiknya. Dia disebut-sebut melakukan kejahatan perang setelah antara 800 dan 2.000 warga Palestina dibantai di kamp pengungsi Sabra dan Shatila pada tahun 1982 di Lebanon oleh umat Kristen Phalangis. Kala itu, pasukan Israel hanya diam saja di mana Sharon masih menjabat menteri pertahanan saat itu.