Suara.com - Enam orang siswa SMA melakukan prank teror bom terhadap sebuah pusat perbelanjaan Koja Trade Mall (KTM) di Koja, Jakarta Utara, pada Kamis (2/11/2023) kemarin. Dalam aksinya mereka membawa-bawa nama Noordin Muhammad Top atau Noordin M Top.
Keenam siswa tersebut dari satu sekolah di Jakarta Utara. Dari hasil pengakuan para siswa, teror tersebut merupakan sebuah prank yang dilakukan FA terhadap rekannya sendiri H.
Kepala sekolah, Dwi Priyo Eko Santoso, mengatakan FA merupakan anak yang baik. Dari catatan bimbingan konseling siswa tersebut tidak memiliki catatan masalah.
“Menurut rekap dari BK, jadi bolos pun enggak pernah,” kata Dwi saat dikonfirmasi, Jumat (3/11/2023).
Saat disinggung apakah bakal memberikan sanksi berat berupa dikeluarkan dari sekolah, Dwi menyanggahnya. Pihak sekolah kata dia, merupakan pendidik.
Dia menuturkan jika ada salah satu siswanya yang keliru terhadap kelakuannya, maka sebagai pendidik harus meluruskannnya, bukan malah mengeluarkannya.
“Kami labelnya adalah pendidikan, tentunya mendidik anak itu memerlukan waktu dan enggak bisa dibatasi dengan nama pendidikan,” katanya.
“Apalagi anak-anak ini, belum ada terindikasi dari apapun. Masalah tadi yang menimbulkan keresahan, ya jadi bagian dari kami untuk memberikan pembinaan ke depan. Jadi tetap kami akan lakukan pembinaan,” katanya.
Namun, Dwi menegaskan tetap memberikan sanksi terhadap siswa yang terbukti terlibat dalam prank teror di KTM. Namun sanksi itu baru akan dibahas usai perkara ini sudah selesai di pihak kepolisian.
Baca Juga: Niat Banget Prabowo Prank Wartawan! Awalnya Hormat, Ujung-ujungnya Malah Ngacir
“Kalau itu kami pertimbangankan. Hal itu kita pertimbangankan,” tutupnya.
Sebelumnya Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, mengatakan pihaknya langsung mendatangi lokasi tersebut usai mendapat informasi adanya teror bom.
Pihak kepolisian kemudian menyelidiki ancaman yang datang dari sosial media tersebut. Setelah diselidiki, ancaman tersebut datang dari enam siswa SMA, yang saling share pesan tersebut.
“Kemudian ditelusuri dari pesan medsosnya itu yang ditaruh di IG (Instagram), nah didapatkan lah enam orang. Enam orang itu anak SMA, di salah satu SMA,” katanya
“Mereka ternyata saling ngeshare di antara mereka yang isinya ancaman tadi yang mengatas namakan Noordin M Top,” Gidion menambahkan.
Berdasarkan hasil pengakuan para pelaku, hal ini dilakukan hanya untuk sekedar candaan atau guyonan.
Dari keenam orang yang diamankan pihak kepolisian, satu di antaran merupakan wanita.
“Ada perempuan satu, bukan semuanya pelaku ya. Kami amankan enam orang itu, ceritanya biar jelas, awalnya satu saja si FA, tapi ya tidak ada indikasi (bom),” tutup Gidion.