Suara.com - Kejaksaan Agung atau Kejagung RI sedang mengusut soal peran Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Achsanul Qosasi dalam perkara korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo. Dalam kasus ini, Kejagung resmi menetapkan Achsanul Qosasi sebagai tersangka karena diduga menerima uang Rp40 miliar.
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Kuntadi mengatakan mereka belum dapat memastikan uang tersebut terkait untuk mengamankan audit BPK atau untuk mempengaruhi proses penyidikan di Kejagung.
"Masih kami dalami ya, apakah uang sejumlah miliar tersebut dalam rangka untuk mempengaruhi proses penyidikan kami, atau dalam rangka untuk mempengaruhi proses audit BPK," kata Kuntadi saat menggelar konferensi pers di Kejagung, Jakarta pada Jumat (3/11/2023).

Namun dipastikannya penyerahan uang tersebut terjadi sebelum Kejaksaan Agung meningkatkannya ke penyidikan pada 22 November 2022.
"Yang jelas peristiwa tersebut terjadi pada saat awal-awal kami melakukan penyidikan, artinya masih harus kami dalami," kata Kuntadi.
Diduga Terima Uang Di Grand Hyatt
Uang itu diberikan Komisaris PT Solitech Media Sinergy Irwan Hermawan lewat dua tersangka Windi Purnama dan Sadikin Rusli di Hotel Grand Hyatt, Jakarta pada 19 Juli 2022.
![Anggota III Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Achsanul Qosasi ditetapkan Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai tersangka pada Jumat (3/10/2023). [Suara.com/Yaumal]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/03/73934-anggota-iii-bpk-ri-achsanul-qosasi.jpg)
Kejagung lantas menjerat Achsanul dengan Pasal 12 B, Pasal 12 e dan atau Pasal 5 ayat (2) huruf b juncto Pasal 15 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dan atau Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang.
Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Kejagung menahan Achasul Qosasi selama 20 hari ke depan di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan.
Disebut di Sidang