Diduga Korban Bullying, Dokter Ungkap Alasan Kaki Kiri Siswa SD di Bekasi Harus Diamputasi

Kamis, 02 November 2023 | 17:29 WIB
Diduga Korban Bullying, Dokter Ungkap Alasan Kaki Kiri Siswa SD di Bekasi Harus Diamputasi
Kasus Fatir di Tambun Naik Tahap Sidik, 8 Orang Diperiksa Polisi, Termasuk Wali Kelas? (Suara.com/Mae Harsa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang siswa sekolah dasar (SD) berinisial F (12) terpaksa harus diamputasi di kaki kirinya.

Pihak orang tua F, mulanya menyebut kaki kiri anaknya diamputasi akibat perundungan atau bullying yang dilakukan oleh teman sekolahnya di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Namun, pihak dokter yang menangani siswa tersebut menyebut F diamputasi lantaran mengidap kanker tulang ganas yang didiagnosa telah mencapai stadium 4.

Dokter Spesialis Ortopedi Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Melitta Setyarani mengatakan, tindakan amputasi oitu diambil untuk membuang kanker utama yang berada di dalam tubuh pasien.

"Jadi yang disarankan dilakukan di literatur sarkoma adalah kita buang dulu kanker utamanya, parasit utamanya," kata Melitta di RS Dharmais, Jakarta, Kamis (2/11/2023).

Kemudian, jika sudah dilakukan pembuangan kanker utamanya, barulah pengobatan dilakukan dengan cara kemoterapi dan radiasi sebagai penunjang.

Dokter Spesialis Orthopedi, dr Melitta Setyarani. (Suara.com/Faqih)
Dokter Spesialis Orthopedi, dr Melitta Setyarani. (Suara.com/Faqih)

Melitta mengaku, kondisi kanker tulang yang diidap bocah laki-laki itu telah mengkhawatirkan saat dibawa ke RS Dharmais pada 20 Oktober lalu.

"Jadi saat kita terima kondisi pasien itu sudah berat," ucap Melitta.

Selanjutnya, kata Melitta, pasien F bakal dilakukan kemoterapi. RS Dharmais sendiri memiliki dua sistem dalam melakukan kemoterapi yakni kemo sistemik dan kemo lokal.

Baca Juga: Sesalkan Kasus Bocah SD di Tambun Jadi Korban Bully hingga Kaki Diamputasi, DPR: Kurang Etis Guru Anggap Cuma Candaan

Untuk pasien F sendiri, jenis kemoterapinya baru ditentukan setelah proses penyembuhan pascaoperasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI