Suara.com - Profil Militisi Houthi mendapatkan sanjungan dari warga dunia setelah keputusan mereka ikut menyerang Israel sebagai bentuk pembelaan terhadap Palestina.
Juru Bicara Houthi, Yahya Saree menyebutkan bahwa serangan itu ditujukan untuk kemenangan Palestina. Kelompok asal Yaman ini bahkan telah melakukan serangan terhadap wilayah utama Israel sebanyak tiga kali.
Lantas siapa sebenarnya kelompok milisi Houthi? Melansir britannica, gerakan militan Houthi diprakarsai oleh Hussein Badr al-Din al-Houthi dengan mengaku sebagai Anshar Allah atau Gerakan Pembela Allah.
Hussein Badr berasal dari sekte Zaidi Islam. Sejak 2004 kelompok ini telah bertahan dalam pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah Yaman yang diakui secara internasional.
Baca Juga: Siapa Houthi Yaman? Inilah Pasukan yang Serang Israel dengan Rudal dan Drone
Gerakan ini bermula setelah pembentukan pemerintahan Zaid di Yaman pada tahun 893 M, Yaman utara menjadi rumah bagi komunitas Zaid. Zaids, biasanya di bawah kepemimpinan kepala politik-spiritual yang dikenal sebagai imam, tetap menjadi kekuatan politik dominan di kawasan tersebut.
Tantangan terbaru terjadi pada tahun 1962 ketika imam digulingkan dan dipaksa ke pengasingan. Sebuah rezim militer — Republik Arab Yaman — didirikan menggantikan imamah dan mendapat perlawanan sengit dari kaum royalis Zaid.
Pergeseran demokrasi mengikuti penyatuan Republik Arab Yaman dan Republik Demokratik Rakyat Yaman pada 1990. Para elite Zaid dan cendekiawan agama membentuk Partai Al-aqq untuk mewakili komunitas Zaid sekaligus menolak masuknya ide-ide dan praktik-praktik Wahhabi ke negara tersebut.
Partai kecil itu menjadi oposisi terhadap Partai Il (Reformasi) yang lebih kuat, sebuah partai Islam yang dipengaruhi Wahhabi; pada tahun 1997 Al-aqq menerima jabatan menteri untuk wakaf agama di tengah konflik politik antara Il dan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Setelah meninggalkan parlemen pada tahun 1997, aktivis karismatik Al-aqq Hussein Badr al-Din al-Houthi mulai membina jaringan pemuda Zaid. Jaringan pemuda inilah yang ingin melawan rezim Presiden Saleh.
Baca Juga: Ikut Sedih dan Prihatin, Upin Ipin Doakan Keselamatan Sahabat di Palestina
Alasannya, Presiden Saleh mendukung Amerika Serikat untuk Perang Melawan Teroris dan invasi 2003 ke Irak. Keputusan presiden ini memicu kemarahan kaum muda Zaidi. Gerakan ini pun akhirnya ditindak secara serius pada 2004. Presiden mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Hussein al-Houthi.
Pada bulan September, setelah berbulan-bulan perlawanan bersenjata, ia dibunuh oleh pasukan Yaman; Kepemimpinan gerakan diteruskan sebentar kepada ayahnya dan kemudian kepada saudaranya Abdul Malik.
Pembunuhan ini menjadikan gerakan pemuda Zaidi yang kemudian disebut sebagai pemberontakan Houthi terus meluas. Mereka bahkan menolak upaya pihak ketiga untuk melakukan gencatan senjata.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni