Suara.com - Dengan menggunakan pesawat tempur, Israel menjatuhkan bom tidak jauh dari Rumah Sakit Indonesia pada Senin (30/10/2023). Sebanyak tiga relawan MERC-C asal Indonesia terpaksa berlindung di ruang bawah tanah Rumah Sakit Indonesia.
Ialah Fikri Rofiul Haq, salah satu relawan MER-C asal Indonesia yang harus merasakan ancaman dari serangan militer Israel. Fikri menyebut, serangan bom yang dilakukan pada Senin kemarin menyebabkan area Rumah Sakit Indonesia yang terletak di Gaza bagian utara menjadi tidak steril.
"Banyak serpihan pasir dan besi yang terpental masuk ke kompleks Rumah Sakit Indonesia," kata Fikri melalui pesan singkat, dilansir Suara.com dari BBC Indonesia, Rabu (1/11/2023).
Ketua Presidium MER-C di Indonesia, Sarbini Abdul Murad menyampaikan pihaknya sudah memberikan panduan keselamatan untuk relawannya saat serangan terjadi.
Baca Juga: Kocak! Relawan Ganjar Buat Konser di Kudus, Penonton Malah Teriakan Prabowo
Berlindung di ruang bawah tanah rumah sakit menjadi salah satu permintaan dari MER-C untuk tiga relawannya.
Kendati demikian, panduan tersebut tidak menjamin keselamatan mereka.
"Sesuai Konvensi Jenewa, rumah sakit adalah salah satu lokasi yang dilindungi dalam kondisi perang. Relawan kami menginap di rumah sakit. Mereka tidak berkeliaran. Tapi itu bukan jaminan mereka akan selalu selamat," terang Sarbini.
Sarbini mengungkap, Israel kerap menyasar sejumlah kompleks rumah sakit di Gaza dalam beberapa waktu terakhir. Ia mencontohkan dengan serangan yang dilakukan militer Israel ke sekitar Rumah Sakit Al-Ahli dan Rumah Sakit Al-Quds di Gaza.
Bukan tanpa sebab, militer Israel disebut memiliki informasi adanya pemimpin Hamas yang bermukim di dekat rumah sakit.
"Jadi kondisi relawan kami 'aman-tidak aman'. Kondisi mereka di ujung tanduk," terangnya.
Sebelum menjatuhkan bom di dekat kompleks Rumah Sakit Indonesia, militer Israel juga menghancurkan rumah susun warga Gaza. Posisi rumah susun itu begitu dekat dengan Wisma Jose Rizal atau Wisma Indonesia yang dihuni Fikri serta para pekerja medis.
"Akibat bom itu, banyak warga Gaza yang mengungsi ke Rumah Sakit Indonesia, jumlah sekitar 2000 orang," terang Fikri.