Suara.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 40 tersangka terorisme anggota Jamaah Ansharut Daulah atau JAD. Para tersangka teroris tersebut diduga hendak menggagalkan pelaksanaan Pemilu 2024 mendatang.
Juru bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyebut para teroris tersebut ditangkap di sejumlah wilayah pada tanggal 27 dan 28 Oktober 2023 lalu.
Lebih lanjut, Aswin mengungkap bahwa para tersangka merupakan jaringan kelompok JAD yang dipimpin oleh seseorang yang berinisial AU. Ia menyebut para teroris ini telah berbaiat kepada ISIS.
Lantas, seperti apakah profil JAD yang 40 anggota terorisnya dibekuk Densus 88? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Densus 88 Sita AK47 Hingga Garam Himalaya Dari Tersangka Teroris JAD Sulawesi Tengah
Profil JAD
Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan sebuah kelompok militan Indonesia yang mayoritas anggotanya mempunyai koneksi yang kuat dengan dua orang mendiang gembong teroris asal Malaysia, Dr. Azahari dan Noordin N Top.
Jaringan ini juga dilaporkan mempunyai kaitan dengan peristiwa pengeboman Surabaya pada tahun 2018 lalu, serta pengeboman Makassar pada tahun 2021.
Pada 31 Juli 2018 lalu, Pengadilan di Jakarta Selatan telah membuat putusan yang melarang organisasiJAD. Selain itu, putusan pengadilan juga memungkinkan penangkapan seluruh anggota dan bahkan organisasi JAD.
Sebelumnya, dua anggota JAD diyakini telah melakukan serangan pisau kepada Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Wiranto pada 10 Oktober 2019. Peristiwa itu mengakibatkan Wiranto dirawat di rumah sakit. Sedangkan tiga orang lainnya, termasuk satu orang polisi ditikam dan dilukai.
Baca Juga: Ditangkap Densus, 59 Teroris Niat Gagalkan Pemilu karena Dicap Maksiat
Diketahui, kelompok teroris ini terbentuk atas inisiatif Aman Abdurrahman. Aman bertemu dengan orang kepercayaannya yaitu Marwan alias Abu Misa dan Zainal Anshori di Lapas Nusakabmbangan, Cilacap, Jawa Tengah pada 2014 silam.
Dalam pertemuan itu, Aman bermaksud memfasilitasi orang Indonesia untuk berperang ke Suriah mendukung gerakan ISIS. Ia meminta kedua orang kepercayaannya mengurus pemberangkatan orang-orang Indonesia yang sudah berbaiat kepada ISIS agar bisa berangkat perang ke Suriah.
Adapun Marwan merupakan orang nomor dua di JAD setelah Aman. Namun Marwan akhirnya menunjuk Zainal untuk menggantikan posisinya setelah dirinya berniat berangkat berperang membantu ISIS di Suriah.
Secara perlahan, Zainal menjadi orang pertama di JAD, tepatnya setelah Aman divonis hukuman mati. Sedangkan Marwan sudah pergi ke Suriah.
Zainal kemudian mulai membentuk struktur JAD Jawa Timur pada November 2014. JAD ini mempunyai kepengurusan ketua, sekretaris, bendahara, sampai dengan kehumasan.
Zainal juga membentuk pimpinan JAD di beberapa wilayah yang ada di Jawa Timur. Setelah membentuk struktur kepengurusan, Zainal membuat program kerja serta bidang yang membawahinya. Di antaranya bidang pasukan, bidang pembuatan website, serta bidang penggalangan dana.
Di bawah kepemimpinan Zainal, JAD kemudian melakukan serangkaian aksi teror seperti bom Thamrin hingga bom Kampung Melayu. Terakhir, AD melakukan aksi teror dengan melakukan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa