Situasi Mencekam Gaza: Rumah Sakit Kolaps, Pasien Tak Terurus dan Jasad Anak-anak Bergelimpangan

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 25 Oktober 2023 | 10:10 WIB
Situasi Mencekam Gaza: Rumah Sakit Kolaps, Pasien Tak Terurus dan Jasad Anak-anak Bergelimpangan
Seorang pemuda di Kota Gaza terduduk di puing-puing reruntuhan akibat serangan militer Israel. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi rumah sakit dan pelayanan kesehatan di wilayah Gaza, Palestina nyaris lumpuh akibat gelombang pasien yang terus bertambah hingga detik ini. Sementara, persediaan obat dan perlengkapan medis sangat terbatas.

Salah seorang dokter ortopedi, Nidal Abed menuturkan, ia harus menghadapi berbagai situasi memilukan. Salah satunya ketika pasien harus menjalani operasi tanpa anestesi dan yang lebih menyedihkan lagi adalah melihat wajah-wajah pucat pasien yang menunggu giliran mereka.

Saat diwawancara oleh Associated Press, ia mengaku merawat siapa saja yang ia temui di lokasi tersebut baik yang berada di lantai, lorong RS, halaman hingga kamar pasien yang seharusnya memuat dua pasien dan kini harus digunakan lebih dari sepuluh pasien.

Pada salah satu video yang beredar di media sosial bahkan menunjukkan seorang pria yang membawa potongan tubuh anaknya ke rumah sakit. Ia berharap agar tubuh sang anak bisa dijahit kembali untuk kemudian dikuburkan secara layak.

Baca Juga: Innalillahi 5.182 Warga Palestina Tewas Atas Serangan Israel Sejak 7 Oktober 2023 Lalu

Seorang paramedis menolong seorang perempuan korban serangan Israel di Jalur Gaza. (Foto: AFP)
Seorang paramedis menolong seorang perempuan korban serangan Israel di Jalur Gaza. (Foto: AFP)

Sementara, video lain menunjukkan seorang staf ambulance yang memerlihatkan jasad anak tidak utuh karena terkena serangan yang dilancarkan Israel.

Ia terus berusaha memanfaatkan apa pun yang bisa dia temukan dari sisa-sisa stok obat dan peralatan medis, termasuk menggunakan pakaian untuk perban, cuka sebagai antiseptik, dan bahkan jarum jahit untuk prosedur bedah, dikutip pada Rabu (25/10/2023).

Konflik antara milisi Hamas Palestina dan militer Israel sejak tanggal 7 Oktober lalu memberi dampak yang sangat memilukan, terutama kepada mereka warga sipil.

Orang-orang berjalan di atas puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina, Sabtu (7/10/2023). [Mohammed ABED / AFP]
Orang-orang berjalan di atas puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina, Sabtu (7/10/2023). [Mohammed ABED / AFP]

Warga sipil yang hanya menginginkan perdamaian jadi korban yang paling parah. Bahkan, akses rumah sakit kini sangat terbatas karena kekurangan pasokan air bersih, dan stok barang-barang dasar untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah infeksi telah sangat terkuras. 

Bahan bakar untuk generator rumah sakit juga telah habis, memaksa beberapa rumah sakit untuk menggunakan senter saat melakukan operasi.

Baca Juga: Cerita Relawan di Gaza: Saya Seminggu Menginap di RS untuk Membantu Semampu Saya

Hal ini disebabkan karena Israel memutus jaringan listrik hingga internet ke wilayah itu. Dampaknya, para dokter kesulitan melakukan tugasnya.

Paramedis bahkan terpaksa menggunakan jarum jahit untuk menjahit luka,. Hal ini tentu sangat berbahaya dan mengancam nyawa.

Kekurangan implan ortopedi bahkan memaksa para dokter untuk menggunakan sekrup yang tidak sesuai dengan tulang pasien. Situasi ini menempatkan para pasien dalam kondisi yang sangat sulit dan mengkhawatirkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI