Pengoperasian RDF Plant di TPST Bantargebang sudah terealisasi pada Juni 2023 dengan input sampah 1.460 ton dan output RDF yang dikeluarkan 534 ton. Sedangkan pada Juli 2023, input sampahnya 4.048 ton dan output RDF 1.461 ton. Sementara pada Agustus 2023, input sampah 5.257 ton dan output RDF 1.814 ton.
Investasi pada pengolahan RDF, lanjut Pj. Gubenur Heru, merupakan salah satu upaya mengurangi tonase sampah di Jakarta. Pengelolaan RDF dapat bermanfaat untuk menjadi bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil (batu bara) di sektor industri.
"Pemda DKI tidak mengeluarkan biaya lainnya, selain investasi peralatan yang ada di sini dan upah tenaga kerja. Dengan adanya income dari hasil RDF ini, bisa untuk menambah investasi lagi, serta menambah atau merawat lokasi RDF ini. Kemudian, tujuan akhirnya juga tercapai, yakni mengurangi beban sampah yang ada di Bantargebang dan beban sampah yang ada di DKI Jakarta," ungkap Heru.
Pemprov DKI Jakarta pun terus mengembangkan sistem persampahan mereka dengan rumah maggot. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto, RDF ini cocok diterapkan di Bantargebang dan Jakarta, mengingat kondisi wilayah yang bersuhu panas, sehingga mendukung proses pengeringan secara alami dalam pengolahan sampah. Selain itu, dalam prosesnya, RDF masih membutuhkan tenaga manusia, sehingga dapat menyerap tenaga kerja di bidang lingkungan hidup.
RDF di Bantargebang dibangun di lahan seluas 74.914 meter persegi yang dilengkapi sarana dan prasarana pendukung, seperti kantor pengelola, laboratorium, gudang produk, jembatan timbang, kantor pemadam kebakaran, pencucian truk, workshop, gardu listrik, ruang kendali, dan instalasi pengolahan air limbah.
Kapasitas pengolahan sampah di RDF Plant ini 1.000 ton/hari sampah lama dan 1.000 ton/hari sampah baru, dengan menghasilkan RDF sebanyak 700–750 ton/hari. Proses pengolahan sampah menjadi RDF terdiri atas tahap penyaringan (screening), pemilahan (separating), pencacahan (shredding), dan pengeringan (drying).
Kualitas RDF yang dihasilkan akan memenuhi spesifikasi teknis untuk industri semen.
“Hasilnya bisa digunakan pihak lain, seperti Indocement. Kita saling membutuhkan dan bersama mengurangi sampah. Dengan menggunakan hasil RDF ini, juga bisa membantu mengurangi emisi,” ungkap Asep.
Pj Gubernur Heru berharap, RDF dapat mereduksi sampah hingga 2.000 ton per hari. Setelah di Bantargebang, ia berencana menambah pabrik RDF di Rorotan, Jakarta Utara, dan Pegadungan, Jakarta Barat, pada 2024. Nantinya, Pemprov DKI akan menggunakan anggaran tipping fee untuk mengembangkan fasilitas pabrik RDF.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai, yuk Terapkan!