“Ga jangan ke atas, arahkan ke orangnya. Instruksi kedua, ayo maju, tembak orangnya,” kata Dimas menirukan instruksi tersebut.
Setelahnya, kata Dimas, terdengar suara beredel senjata. Yang membuat Gijik dan seorang warga lainnya bernama Taufik Nurahman (21) tergeletak.
“Dalam aksi 7 Oktober 2023, terdapat korban jiwa dan luka yang kami duga kuat akibat peluru tajam,” kata Dimas.
“Korban jiwa akibat penembakan peluru tajam tersebut menimpa warga komunitas adat bangkal bernama Gijik. Hal itu dikuatkan dengan bukti dokumentasi yang diperoleh melalui warga,” tambahnya.
Sementara, Taufik yang juga diduga tertembus peluru tajam, hingga saat ini masih dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Peluru Karet Dan Gas Air Mata
Dimas menuturkan, sebelum Gijik tewas tertembak, aparat kepolisian juga sempat menembaki warga menggunakan peluru karet. Aksi itu terjadi pada 23 September lalu.
“Tembakan peluru karet menimbulkan korban terhadap 2 orang warga,” ucapnya.
Sementara, pada tanggal 21 September, para aparat juga sempat menghujani sebuah mobil pick up milik warga dengan gas air mata. Meski saat itu mobil pick up tersebut hanya berisi logistik untuk massa aksi.
Baca Juga: Komnas HAM Turunkan Tim ke Seruyan Selidiki Kasus Bentrok Warga Vs Perusahaan Sawit
Akibatnya, bukan hanya para penumpng mobil, warga sekitar lokasi juga merasakan pedih akibat menghirup gas air mata.