Suara.com - Ada Kejutan Cawapres Potensial Koalisi Indonesia Maju Menjelang detik detik pendaftaran Capres Cawapres 2024.
Beberapa kejutan terus bermunculan jelang pendaftaran pasangan capres cawapres 2024 yang akan berlaga pada pilpres 2024 mendatang.
Ada beberapa simulasi survei yang dilakukan oleh Parameter Strategi Indonesia, jika digabungkan dengan beberapa pasangan Capres Cawapres, khususnya di Koalisi Indonesia Maju.
Menurut Direktur Riset Parameter Strategi Indonesia, Tri Yudha Haryanto, bahwa beberapa simulasi pasangan capres cawapres mencuat jelang pendaftaran capres cawapres 2024.
Baca Juga: Kalau Prabowo Dipasangkan dengan Gibran di Pilpres 2024, Malah Jokowi yang Kena Getahnya
Menariknya, dari beberapa pasangan Koalisi Indonesia Maju yang saat ini belun juga mengumumkan cawapresnya, salah satu nama yang mencuat ke permukaan adalah Yusril Ihza Mahendra sebagai cawapres Prabowo pada pilpres 2024.
Nama nama cawapres potensial juga hadirkan kejutan baru, Yusril Ihza Mahendra muncul sebagai teknokrat dan paling berpengalaman dalam pemerintah.
Nama Yusril Ihza Mahendra pun muncul dalam beberapa kategori yang disimulasikan oleh Parameter Strategi Indonesia ini.
Beberapa kategori tersebut muncul dalam simulasi pasangan ini mendapat angka dukungan dari publik sebesar 34.6%.
Simulasi lainnya, dari capres yang ada, siapakah yang paling pro terhadap investasi, ada Prabowo 36.8%, Ganjar 30.8% dan Anies 22.2%
Baca Juga: Sebut Duet Prabowo-Gibran Tak Mudah Diterima, Analis Politik: Penolakan Publik Akan Nyata
Nah, pertanyaaan terakhir adalah siapakah cawapres Prabowo Subianto yang paling dekat dengan kalangam Umat Islam, lagi lagi nama Yusril Ihza Mahendra mendapat angka sebesar 19.6%.
Dari nama nama cawapres yang dianggap oleh masyarakat cukup mampu mengelola ekonomi adalah menko ekuin saat ini Airlangga Hartarto 24.7%, Erick Tohir 20.4%, Yusril Ihza Mahendra 17.6%.
Dan jika dilihat dari kategori ketatanegaraan, nama Yusril dominan berada di urutan pertama dengan angka sebesar 27.4%.
Menurut Pakar Komunikasi Politik, Effendi Gazali, bahwa dengan munculnya beberapa nama cawapres koalisi Indonesia Maju, nama Yusril Ihza Mahendra patut diapresiasi.
"Dinasti politik yang kini sedang diperbincangkan ternyata tidak berimbas secara signifikan, jadi kriteria kompetensi dan elektabilitas menjadi salah satu hal yang bisa dianggap potensial untuk 2024 mendatang," katanya.