Pertemuan Dua Negara: Qatar Ingin Keadlian untuk Palestina, AS Mati-matian Bela Israel

M Nurhadi Suara.Com
Minggu, 15 Oktober 2023 | 11:11 WIB
Pertemuan Dua Negara: Qatar Ingin Keadlian untuk Palestina, AS Mati-matian Bela Israel
Sejumlah warga Palestina di Gaza mengungsi di tengah aksi agresi militer Israel, Rabu (11/10/2023). (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengadakan pertemuan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Doha, Jumat (13/10/2023) kemarin, guna membicarakan cara menghindari memperluas konflik Israel-Palestina.

Blinken berjanji, AS berupaya keras untuk memastikan pembebasan para sandera yang telah dibawa ke Gaza oleh anggota Hamas sejak akhir pekan lalu.

"AS dan Qatar memiliki tujuan yang sama untuk mencegah penyebaran konflik ini. Kami membahas secara terperinci upaya kami untuk mencegah aktor mana pun –-negara atau non-negara-– menciptakan front baru dalam konflik ini," kata Blinken, seperti dikutip dalam keterangan Departemen Luar Negeri AS.

Blinken sedang berada di Timur Tengah untuk mengunjungi Israel, Yordania, Qatar, Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir pada 11-15 Oktober guna bertemu dengan para pejabat negara-negara itu.

Baca Juga: Profil dan Karier Duta Besar Palestina Zuhair Al-Shun Minta Masjid Indonesia Bicara Isu Palestina dalam Khutbah

Namun, Al Thani menegaskan, tidak hanya mengurangi ketegangan, hal terpenting yang perlu dilakukan saat ini adalah memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat mencapai Jalur Gaza dengan aman meskipun sedang terjadi pengepungan militer total dari Israel.

Dalam pertemuan itu, Al Thani juga menegaskan pentingnya mendapatkan solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina. Dia menegaskan bahwa perdamaian di Timur Tengah tidak akan terwujud tanpa adanya penyelesaian yang adil untuk masalah Palestina.

"Oleh karena itu, komunitas internasional harus berusaha untuk mencapai solusi yang adil dan komprehensif untuk masalah Palestina, yang mencakup pembentukan negara Palestina merdeka di atas wilayah garis perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," kata dia, dikutip dari Antara.

Perang Israel-Hamas yang telah berlangsung sejak pekan lalu terus berlanjut.

Pada Jumat pagi waktu setempat, militer Israel memberikan ultimatum kepada warga sipil di kota Gaza, yang dihuni oleh lebih dari satu juta jiwa, agar mengungsi ke wilayah selatan Jalur Gaza dalam waktu 24 jam.

Baca Juga: 4 Selebriti Dunia yang Dukung Palestina, Ada Siapa Saja?

Ribuan ribu warga Gaza pada Sabtu sudah pergi mengungsi dari tempat tinggal mereka karena mengkhawatirkan serangan darat Israel.

Kecaman terhadap seruan evakuasi Israel itu datang berbagai pihak. Sekretaris Jenderal Liga Arab Aboul Gheit pada Jumat mendesak Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk melakukan intervensi guna mencegah evakuasi warga Gaza.

Ia menyebut tuntutan Israel untuk memindahkan orang-orang Palestina dari Gaza adalah pelanggaran yang jelas terhadap Konvensi Jenewa Keempat, yang salah satunya mengatur larangan perpindahan penduduk secara paksa.

Pada Jumat lalu, Mesir juga mengecam tindakan Israel dan menganggap negara itu melanggar hukum kemanusiaan internasional serta membahayakan kehidupan warga Gaza dengan menempatkan ratusan ribu orang di wilayah yang tidak layak menampung mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI