Suara.com - Mantan pemimpin Redaksi Tempo, Goenawan Mohamad tak bisa menutupi rasa kekecewaan berikut kesedihannya melihat Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelang akhir kepemimpinnya. Sebabnya, Jokowi dianggap sama seperti Presiden Soeharto yang memberikan kekuasaan untuk anak-anaknya.
Goenawan tak menampik kalau dirinya menjadi bagian dari pendukung Jokowi. Bukan hanya menjadi pendukung layar kaca, ia bahkan rela turun gunung demi Jokowi bisa menjadi presiden selama dua periode.
"Saya tak pernah lupa saya, di umur yang tak lagi muda, berjalan kaki siang hari bersama rombongan pedagang kaki lima pendukung Jokowi, dari Dukuh Atas sampai di depan Istana Merdeka, buat menyambut terpilihnya Jokowi lagi di tahun 2015," kata Gonawan dalam sebuah tulisan yang diterima Suara.com, Sabtu (14/10/2023).
Dukungan Goenawan tersebut berbuah manis. Bagaimana tidak, ia melihat keberhasilan tangan Jokowi membawa Indonesia menjadi lebih baik.
Baca Juga: Pamerkan Kedekatan dengan Jokowi dan Erick Thohir, Nathan Tjoe-A-On Bersedia untuk Dinaturalisasi?
"Saya bangga, sebagaîmana banyak orang, pemerintahan ini tampak akan berakhir dengan gemilang. Negeri aman, ekonomi tumbuh, banyak fasilitas dibangun untuk rakyat," ucapnya.
Karena Jokowi tidak bisa menambahkan masa jabatannya, Goenawan berharap Indonesia bisa dipimpin oleh sosok yang jujur, bekerja keras, dekat dengan rakyat sama halnya seperti Jokowi. Bahkan ia pernah mengatakan kalau Jokowi adalah presiden terbaik dalam sejarah Indonesia hingga saat ini.
Testimoni itu disampaikan ketika dirinya menjalani interview di Tokyo pada 2022.
Namun, di satu sisi, Goenawan diingatkan akan godaan untuk seorang pemimpin yang kerap mendapatkan pujian. Menurutnya, kekuasaan serta pujian menjadi madat bagi seseorang yang tengah berada di atas angin.
Kesedihan pun muncul karena ia merasa Jokowi pun mengalaminya. Menurutnya, Jokowi kini menjadi sosok yang tidak mudah dikritik, sulit menerima saran-saran dengan akal sehat.
Baca Juga: Rizal Ramli Plesetkan MK Jadi 'Mahkamah Keluarga', Gibran: Biar Warga yang Nilai
Selain itu, Goenawan juga menyoroti soal sikap Jokowi yang mulai mengkhawatirkan soal kekuasaan.
"Presiden Jokowi-sebagaimana saya temukan sedikit demi sedikit-melakukan apa yang dilakukan Suharto: memberi perlakuan istimewa bagi anak-anaknya," tuturnya.
Goenawan mengamati sosok Jokowi saat ini memberikan keistimewaan bagi anak-anaknya secara tidak adil. Sebagaimana diketahui, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dengan mudahnya ikut kontestasi Pemilihan Wali Kota Solo pada 2020.
Padahal ia baru saja bergabung sebagai kader PDIP. PDIP sendiri dikenal sebagai partai yang tidak mudah memberikan kesempatan apalagi untuk kader anyar.
Kekinian, nama Gibran malah santer didorong untuk menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres).
"Gibran mungkin wali kota yang baik, tapi ia tak tertandingi karena tak pernah ada pertandingan. Ia juara yang tak sejati. Dan lebih buruk lagi, rasa keadilan dilecehkan, aturan yang disepakati dikhianati," terangnya.
Goenawan mengaku sedih melihat itu semua. Demokrasi yang awalnya disangka berjalan baik, kini malah dirusak.
Ia menyadari bahwa banyak orang yang merasakan hal serupa tapi tidak memiliki kekuatan untuk melawannya. Meski begitu, Goenawan mengaku tidak akan tinggal diam ketika melihat ada yang berubah dari sosok Jokowi.
"Tapi tak bisa saya akan hanya diam; saya akan bersalah kepada negeri kita yang satu-satunya ini jika saya hanya diam. Dengan catatan, dalam umur lanjut ini, saya sadar batas. Tanpa ingin lumpuh," ungkapnya.
"Saya cemas. Tapi saya punya harap."