Di Akhir Masa Jabatan Gubernur Jatim, Khofifah Menahan Isak Tangis Pamit ke Masyarakat

Erick Tanjung Suara.Com
Kamis, 12 Oktober 2023 | 14:55 WIB
Di Akhir Masa Jabatan Gubernur Jatim, Khofifah Menahan Isak Tangis Pamit ke Masyarakat
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wagub Emil Elestianto Dardak menyapa para tamu usai upacara peringatan hari jadi ke-78 Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (12/10/2023). (Antara/Hanif Nashrullah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak menyampaikan salam perpisahan kepada masyarakat Jatim.

Hal itu disampaikannya dalam upacara peringatan hari jadi ke-78 Provinsi Jatim yang dihadiri masyarakat umum di halaman Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (12/10/2023).

Dilansir dari Antara, kedua pemimpin Jatim ini berpamitan kepada masyarakat memasuki akhir masa jabatan periode 2019-2024.

Pasangan pemimpin Provinsi Jatim itu dilantik pada 13 Februari 2019 dan akan habis masa jabatannya di penghujung bulan Desember 2023.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Maksimalkan Water Bombing dan Pembuatan Sekat Bakar di Posko Karhutla Gunung Lawu

"Tepat di Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim ini adalah kesempatan saya untuk berpamitan," kata Khofifah.

Gubernur Khofifah kemudian memanggil Wagub Emil Elestianto Dardak untuk berdiri di sampingnya. Keduanya kemudian bersama-sama melambaikan tangan kepada segenap peserta upacara yang juga dihadiri masyarakat umum.

"Terima kasih masyarakat Jatim yang luar biasa dan telah menerima kepemimpinan kami," ujarnya.

Khofifah lalu memohon pamit dengan berat sembari menahan isak tangis.

"Di akhir periode kepemimpinan ini kami mohon pamit. Semoga apa yang telah kita capai bersama-sama selama lima tahun terakhir memberi manfaat," ucapnya.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Bahas Percepatan Penanganan Bencana di Wilayah Jawa Timur

Di hari jadi ke-78 Provinsi Jatim, Khofifah menjelaskan makna "Jer Basuki Mawa Beya".

Lambang Provinsi Jatim berbahasa Jawa itu memiliki arti setiap keberhasilan, kebahagiaan, dan kesuksesan hidup harus diperjuangkan secara seksama untuk meraihnya.

"Itu pepatah Jawa. Kira-kira sama dengan Man Jadda wa Jadda dalam bahasa Arab, yang berarti siapa yang giat, dia yang dapat," terangnya.

Khofifah mengajak masyarakat Jatim mempedomani pepatah Jer Basuki Mawa Beya.

"Jangan mudah menyerah. Karena keberhasilan itu selaras dengan kegigihan kita. Kerja adalah sesuatu yang harus dilakukan manusia untuk mempertahankan kehidupan," tuturnya.

Di era sekarang, lanjut Khofifah, tidak cukup hanya dengan bekerja keras.

"Dengan berbagai tantangan global yang kita hadapi sekarang, kita juga harus kerja cerdas, berkolaborasi dan inovasi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI