Jurnalisme Konstruktif Beri Dampak Positif ke Pembaca

Kamis, 12 Oktober 2023 | 08:09 WIB
Jurnalisme Konstruktif Beri Dampak Positif ke Pembaca
Penerimaan plakat yang diberikan ke Devi Asmarani dan Yuni Pulungan. [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Cara penulisan soal segala bentuk yang membahas topik atau masalah serta dicoba untuk diulik membuat agar dicarikan solusinya disebut, jurnalisme konstruktif. Bukan cuma terkenti mengupas akar masalahnya, melainkan mencari penyebab dan tidak menyalahkan.

Apabila jurnalisme positif cuma memberikan hal yang baik, maka di jurnalisme konstruktif, pemberitaan sebuah masalah tetap dengan framing yang mengarah ke solusi

Devi Asmarani selaku Editor in Chief of Magdalena membahas jurnalisme konstruktif dalam Local Media Summit (LMS) 2023 yang berlangsung di Ballroom, Hotel Aryaduta, Rabu (11/10/2023).

Dia mengatakan, kompetisi media semakin hari semakin berat. Jenis berita pun banyak.

Baca Juga: LMS 2023, Perusahaan Media Didorong Segera Go Publik di Bursa Saham

"Dan all the time. Berita semakin banyak dan (update) berlaku 24 jam. Headline makin tajam, platform juga, kita harus main di SEO," katanya, dikutip Kamis (12/10/2023).

Dia menyatakan, persaingann media bukan lagi dengan media lain. Tapi dengan konten creator juga terjadi.

Pada saat yang sama, katanya, media bisnis modelnya jadi terkonstruksi. Dia mengklaim, masalah seperti itu terjadi di beberapa media.

"Kita tahu bahwa, media-media besar itu banyak sekali masalah seperti itu. Kita semua di sini memang bukan untuk kaya, kita ingin melakukan sesuatu yang berdampak, nah itu, digital distruction," terangnya.

Kemudian, pada saat yang sama, menurutnya, kemunculan platform-platform digital membuat informasi hampir menjadi satu rasi. Masyarakat terpapar akan apa yang mereka pilih sendiri dan membuat penurunan kepercayaan kepada media.

Baca Juga: Tantangan Jurnalisme dan Bisnis Media ke Depan

Dampaknya, masyarakat tak melihat sebuah kejadian secara keseluruhan. Tapi. melihat dari perspektif masing-masing saat membaca berita.

"Sangat sedih, orang sekarang baca breaking news bukan dari berita atau media berita, tapi dari TikTok. Dan bukan media berita TikTok, tapi video yang sudah di stitch," jelasnya.

Dia menegaskan, konstruktif jurnalisme itu sebuah pendekatan terhadap jurnalisme itu sendiri. Tujuannya, tetap kritis, objektif dan berimbang.

Jurnalisme konstruktif tak hanya berfokus terhadap masalah. Melainkan, peran jurnalisme berorientasi ke depan.

"Bukan sekedar what now, tapi bagaimana (nanti). Jurnalisme konstruktif juga memberikan dampak positif kepada pembacanya," imbuhnya.

Yuni Pulungan selaku Program Manager SEJUK juga memberikan tanggapan. Sejak 2008, bersama jurnalis dan teman-teman komunitas rentan membangun narasi di media.

Dari penjelasan sebelumnya, dia mencatat, saat ini terjadi krisis kepercayaan terhadap media. Dia mengklaim hal itu sering mereka temui.

"Sebenarnya, dari pada rasa ketidak percayaan, mereka lebih merasa takut berhadapan dengan media. Takut isunya tidak sesuai dan takut dipojokan," tuturnya.

Di SEJUK, hal yang mereka dorong adalah bagaimana jurnalis dan komunitas bisa berkolaborasi. Tak bisa menutup mata, jurnalis sering sulit bertemu dengan narasumber.

Sistem media yang dibangun jurnalis, kadang tak dimengerti komunitas atau narasumber. Mereka belum punya kapasitas untuk belajar hal tersebut.

"SEJUK mendorong, agar teman jurnalis dan komunitas berkolaborasi bukan cuma menulis bahan berita. Tapi ikut mengamati. SEJUK juga mendorong media untuk lebih kritis. Menghormati secara hak asasi manusia, mengakomodir pemberitaan sesuai kebenaran," paparnya.

Lebih lanjut, berbicara soal isu sensitif, SEJUK percaya pemberitaan yang relevan, penting dan mampu mengadvokasi isu sensitif di masyarakat, akan meningkatkan kepercayaan tersendiri.

Dia berharap, pekerjaan jurnalis didukung untuk tak terhenti di posisi publish saja. Namun, bisa diamati bersama.

"Tidak cuma komunitas, tapi media teman-teman sendiri bisa menerima dampaknya," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI