Suara.com - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meraih penghargaan Apresiasi Tokoh Indonesia kategori Percepatan Infrastruktur dari Grup Tempo Media. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyerahkan penghargaan tersebut di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, pada 29 Agustus 2023.
Heru mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada pihak penyelenggara yang telah memberikan penghargaan tersebut. “Penghargaan ini menjadi semangat dan motivasi kepada jajaran terkait, untuk melakukan akselerasi percepatan infrastruktur di DKI Jakarta yang bisa menjadi solusi bagi warga, sehingga dapat mengantarkan Jakarta sebagai kota global,” ujarnya di Balai Kota Jakarta, pada 30 Agustus 2023.
Acara Apresiasi Tokoh Indonesia ini merupakan wujud penghargaan Tempo kepada tokoh-tokoh yang berkontribusi dalam pembangunan di daerah masing-masing maupun tingkat nasional. Terdapat delapan kategori dalam apresiasi ini, yaitu Peningkatan Sumber Daya Manusia dan Pendidikan, Percepatan Infrastruktur; Pariwisata Berkarakter; Pengembangan Digitalisasi; Pendorong Ekonomi Kerakyatan; Pembangunan Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal); Penjabat Kepala Daerah Inovatif; dan Penggerak Kemajuan Daerah Berciri Kepulauan.
Direktur Utama PT Tempo Inti Media, Tbk Arif Zulkifli menyatakan, Indonesia yang begitu luas dan besar membuat tidak semua hal bisa dikendalikan dari Jakarta. Maka, peran pemerintah daerah penting sebagai garda terdepan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka. “Para kepala daerah harus bisa memberikan pelayanan publik terbaik, mengetahui apa saja kebutuhan rakyat, baik di perkotaan, perdesaan, sampai wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal, serta mencari peluang untuk membuat peran negara terasa untuk warganya,” jelasnya.
Baca Juga: Harga Daging Sampai Gula Meroket Di Jakarta, PSI Desak Pemprov DKI Cepat Ambil Tindakan
Tempo yang telah menerbitkan majalah sejak 1971 disusul dengan koran dan situs berita itu, menobatkan Pj. Gubernur Heru berkat keberhasilannya dalam menyediakan infrastruktur yang memadai di Jakarta, sehingga mobilitas orang dan barang menjadi lebih mudah, cepat, efisien, serta berimplikasi positif pada sektor-sektor lain.
Percepatan infrastruktur di berbagai bidang terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mewujudkan kota bisnis berskala global. Di antaranya percepatan pembangunan MRT Jakarta Fase 2A (Bundaran HI-Kota), MRT Fase 2B (Kota-Ancol), MRT Fase 3 East West (Cikarang-Jakarta-Balaraja), dan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai).
Pemprov juga mengembangkan sarana untuk mendukung integrasi antar-moda transportasi. Misalnya, Skywalk Kebayoran yang menghubungkan Halte Transjakarta Pasar Kebayoran Lama Koridor 8, Halte Transjakarta Velbak Koridor 13, serta Stasiun KRL (Commuter Line) Kebayoran. Selain itu, Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas yang menghubungkan Stasiun LRT Dukuh Atas, Stasiun KRL Sudirman, Stasiun MRT Dukuh Atas, Stasiun Kereta Bandara Soekarno-Hatta, serta bus Transjakarta dan Mikrotrans.
Tak hanya di lima wilayah Kota Adminstrasi, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) juga akan mengoptimalkan transportasi perairan di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Pada 2023 ini, Dishub bakal merevitalisasi dan membangun pelabuhan.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Syafrin Liputo mengungkapkan, empat pelabuhan bakal direvitalisasi di Pulau Pramuka, Pulau Sebira, Pulau Pari, serta Pulau Tidung. "Proses semester satu, lima kegiatan revitalisasi pelabuhan, yaitu proses pengadaan barang/jasa. Dan pada semester dua, yaitu pelaksanaan pembangunan revitalisasi pelabuhan," tuturnya dalam keterangannya pada 7 September 2023.
Baca Juga: Atasi Krisis Air Akibat Kekeringan, Upaya Pemprov DKI Jakarta Diapresiasi
Sementara itu, integrasi transportasi di Jakarta tidak hanya dilakukan pada sarana dan fasilitas penunjang. Pemprov DKI melalui PT JakLingko Indonesia juga melakukan integrasi tarif Rp 10.000 bagi pelanggan untuk menaiki tiga moda transportasi, yakni Transjakarta, MRT, dan LRT.
"Dengan perjalanan multimoda, penumpang bisa menghemat ongkos hingga 50 persen melalui skema diskon tarif integrasi. Dengan penerapan diskon pada implementasi tarif integrasi, diharapkan masyarakat semakin tertarik melakukan shifting atau perpindahan dari transportasi pribadi ke transportasi umum," ucap Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Mega Tarigan.
Sedangkan untuk mengatasi masalah banjir, Pemprov DKI Jakarta membangun Sodetan Ciliwung bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Berkat sodetan yang rampung sebelum musim hujan ini, 60 meter kubik per detik air dapat dialihkan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.
Presiden Joko Widodo meresmikan Sodetan Ciliwung pada 31 Juli 2023 lalu. Jokowi menguraikan, gorong-gorong raksasa ini dapat mengurangi banjir di enam kelurahan di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Berkat Sodetan Ciliwung, normalisasi Kali Ciliwung, Kanal Banjir Timur, serta Waduk Ciawi dan Sukamahi, presiden memprediksi 62 persen masalah banjir di Jakarta dapat ditangani. Artinya, masih ada 38 persen lagi yang harus dikerjakan bersama antara Kementerian PUPR dan Pemprov DKI.
"Sekali lagi, harus dikerjakan bersama-sama Kementerian PUPR dengan Pemprov DKI. Bersama-sama, karena ini persoalan yang sangat kompleks dan tidak mudah," tandas Jokowi.
Masyarakat Jakarta Rasakan Manfaat Percepatan Infrastruktur
Percepatan infrastruktur yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dirasakan masyarakat. Salah satunya Pingkan Anggraini (27), warga Tanjung Barat, Jakarta Selatan, yang mengaku kini lebih nyaman menggunakan transportasi publik. "Apalagi buat pindah dari kereta (Commuter Line) ke Transjakarta juga lebih nyaman, karena halte dan stasiun juga terintegrasi,” terangnya saat dihubungi Suara.com.
Dalam beberapa kesempatan, ia juga senang menaiki MRT yang membentang dari Lebak Bulus sampai Bundaran HI. "MRT paling top sih ya, nyaman keretanya. Stasiunnya bagus, kios-kios jajannya enak. Lengkap juga, ada lift kalau lagi capek pulang kerja," beber Pingkan.
Tentang layanan transportasi air, Amadea yang tinggal di Kalibata, Jakarta Selatan, mengaku sudah merasakan manfaat revitalisasi Pelabuhan Muara Angke di Jakarta Utara. Namun, ia berharap, ke depannya semakin banyak tersedia jadwal kapal antarpulau yang disediakan Dishub DKI.
"Tahun lalu liburan ke Pulau Pari, berangkat dari Pelabuhan Muara Angke. Sekarang sudah bagus ya, sudah enggak kotor atau jorok lagi. Cuma, kalau bisa, diperbanyak kapal punya Dishub-nya," paparnya.
Sementara, Aman Rohman, warga Kampung Melayu, Jakarta Selatan, menyambut baik peresmian Sodetan Ciliwung. Ia pun berharap, Sodetan Ciliwung mampu memberikan dampak positif, agar rumahnya tak lagi kebanjiran.
"Ya, mudah-mudahan nih ada sodetan, jadi enggak banjir. Nanti kita lihat saja pas musim hujan," harap Rohman.
Sinergi Antardaerah untuk Mengoptimalkan Infrastruktur Jakarta
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengutarakan, infrastruktur transportasi umum di Jakarta sudah cukup mumpuni, dengan cakupan layanan 88 persen wilayah Jakarta. Namun, ia mengusulkan, perlu diiringi dengan penyediaan layanan angkutan umum di wilayah penyangga, agar masyarakat mau beralih dari kendaraan pribadi.
"Kalau kota Jakarta sudah bagus. Coverage-nya sudah lumayan, 88 persen (dari wilayah Jakarta). Catatan yang perlu perbaikan adalah wilayah Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). Karena orang (yang beraktifitas) di Jakarta itu orang Bodetabek, tempat tinggalnya di Bodetabek," urai Djoko.
Ia pun menyarankan Pemprov DKI agar memberikan hibah kepada pemerintah daerah. Namun, Djoko mencatat, pemberian bantuan harus disertai komitmen untuk membangun infrastruktur transportasi publik di daerah yang dibantu.
"Tiap tahun ada anggaran buat Bodetabek, sudah dikasih untuk perbaikan public transport. Kalau enggak ada perbaikan (transportasi), jangan dikasih," tegasnya.
Pengamat tata kota Nirwono Joga juga menyambut baik peresmian Sodetan Ciliwung yang berdampak besar mengurangi banjir. Kendati demikian, untuk mengatasi persoalan banjir, menurutnya tak bisa hanya diselesaikan di Jakarta saja.
"Efektivitas Sodetan Ciliwung tidak bisa berdiri sendiri. Tetapi perlu didukung seperti bendungan kering Ciawi dan Sukamahi dan pembenahan sungai Ciliwung," saran Nirwono.
Selain itu, ia juga menyarankan Pemprov DKI untuk ke depannya fokus pada pembenahan 13 sungai utama, dari Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, hingga Sunter. "Revitalisasi 209 situ, danau, embung, waduk di wilayah DKI Jakarta, restorasi kawasan pesisir pantura Jakarta, rehabilitasi seluruh saluran air atau drainase, serta memperluas RTH (Ruang Terbuka Hijau) 30 persen sebagai daerah resapan air alami," pungkasnya.