Suara.com - Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy menanggapi perihal kemungkinan putusan Mahkamah Konstitusi terkait batasan usai capres-cawapres. Dia menilai ada sebuah negosiasi yang belum putus soal hal tersebut.
Sebelumnya, dia mengatakan bahwa mungkin publik akan mengira bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) adalah lembaga yang independen. Namun, dia menilai mereka memutuskan hal-hal tidak di ruang hampa, banyak faktor lain yang akan memengaruhi.
"Orang boleh mengatakan Mahkamah Konstitusi adalah lembaga independen yang dihuni oleh para negarawan yang saat ini menjadi hakim, tetap kan mereka memutuskan tidak di ruang hampa, mereka adalah saudara seseorang," ungkap Romahurmuziy dikutip melalui kanal Youtube Total Politik, Rabu (4/10/2023).
"Kalaupun tidak memaksa, (akan) memengaruhi," imbuhnya.
Baca Juga: Khofifah Tokoh NU Paling Cocok Dampingi Ganjar, Mahfud MD Tertinggi Jadi Cawapres Prabowo
Politikus yang akrab disapa Rommy itu bahkan mengulang pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut Gibran telah menginformasikan kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mendapat tawaran dari Prabowo.
"Dengan konfirmasi yang disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan bahwa Gibran sudah menyampaikan kepada Bu Mega sudah dipinang oleh Pak Prabowo," ujarnya.
"Bahkan saya mendengar ada yang menyebut 7 kali ada yang menyebut 5 kali ini informasi-informasi yang cukup valid, artinya kalau beda jumlahnya hanya sekedar angka saja," lanjutnya.
Terkait adanya tawaran tersebut ditolak oleh Presiden Jokowi, Rommy mengaku tidak percaya akan isu penolakan tesrebut, mengingat MK masih memberikan ruang untuk memutuskan terkait batasan usia capres-cawapres.
"7 kali dan ditolak oleh pak Jokowi, atau ada yang mengatakan 5 kali dan ditolak," kata Dia.
"Tetapi kalau benar itu mustinya tidak perlu berpanjang-pannjang panjang untuk kemudian kepada hakim-hakim MK ini juga diberikan ruang," imbuhnya.
Baca Juga: Kemarau Panjang, Warga Keluhkan Bantuan Sumur Bor di Gunungkidul yang Tidak Berfungsi
Dia menilai, ketika MK memilih membiarkan wacana tersebut berkembang tentu artinya ada sebuah negosiasi yang belum tuntas. Atau lebih jauh lagi ada permainan yang ingin dilanjutkan.
"Ketika ini masih dibiarkan berkembang itu artinya ada sebuah negosiasi yang belum putus, atau lebih jauh lagi memang permainan mau dilanjutkan," lanjutnya.
Menurutnya permainan ini akan terus berjalan sampai tanggal 19 Oktober, atau tepatnya saat pendaftaran capres-cawapres pemilu 2024.
"Jadi yang saya katakan tadi mental game atau main game masih berjalan sekarang ini sampai 19 Oktober," pungkasnya.
Kontributor : Ayuni Sarah