Suara.com - Sebanyak 590 kursi roda canggih, yang ditujukan bagi akomodasi keamanan dan kenyamanan penyandang disabilitas telah dirakit oleh Kementerian Sosial (Kemensos). Upaya ini merupakan wujud implementasi ASEAN Enabling Masterplan (AEM), yang akan dibahas pada ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability Inclusive Development and Partnership beyond 2025, pada 10-12 Oktober 2023, di Makassar.
Produksi kursi roda merupakan salah satu langkah nyata Kemensos untuk memperluas aksesibilitas, yang merupakan salah satu prinsip pemenuhan hak dasar penyandang disabilitas yang diusung oleh AEM.
Selain itu, produksi kursi roda ini juga membuka kesempatan kerja bagi para penyandang disabilitas, karena proses perakitannya dilakukan oleh penyandang disabilitas yang telah terlatih.
“Sentra Prof. Dr. Soeharso memproduksi tiga macam kursi roda. Desain kursi roda juga dibuat dengan memperhatikan keamanan dan kenyaman pengguna,” kata instruktur mahir perakitan kursi roda di Sentra Prof. Dr. Soeharso, di Solo, Muchtar Kusuma.
Sentra Soeharso menyiapkan 100 unit kursi roda multiguna, 300 unit kursi roda adaptif dan 190 unit kursi roda elektrik. Ketiga macam kursi roda tersebut telah memiliki fungsi dan pengguna yang berbeda. Kursi roda multiguna diperuntukkan bagi penderita paraplegia, poliomyelitis kedua tungkai dan cerebral palsy diplegia.
“Kursi roda tipe ini memberikan cakupan mobilitas yang luas, memberikan keamanan lebih, dan mudah untuk dibawa bepergian karena bisa dilipat,” kata Muchtar.
Kursi roda multiguna dilengkapi dengan hidrolik sistem yang bisa menggerakkan sandaran, sehingga mampu menopang penggunanya dalam posisi berdiri. Selain itu, kursi roda ini juga bisa dimanfaatkan untuk fisioterapi, khususnya melatih ketahanan otot kaki dan melatih kaki yang kaku agar bisa lurus secara bertahap.
Adapun kursi roda berikutnya adalah jenis adaptif, yang dirancang agar penggunanya bisa melakukan banyak aktivitas dalam waktu lama. Kursi roda yang dilengkapi dengan penahan kepala dan badan ini bisa digunakan oleh penderita cerebral palsy (CP) berat dan hidrosefalus, sehingga sering disebut dengan Kursi Roda CP.
Aspek keamanan dan kenyamanan pengguna sangat diperhatikan dalam perakitan kursi roda ini.
“Selain penahan badan, level sandaran pun bisa diatur sehingga penggunanya bisa duduk atau rebah. Selain itum, terdapat juga meja kecil untuk meletakkan makanan atau barang-barang lain yang mungkin diperlukan penyandang disabilitas,” Muchtar menambahkan.